Jumat, 30 November 2007

Untuk Apa Hidup


Untuk Apa Hidup Kita?

November 20, 2006

MediaMuslim.Info - Kita lahir ke dunia. Tumbuh menjadi besar. Sekolah dari TK, SD, SMP, SMU dan jika beruntung meneruskan kuliah. Lalu bekerja dan menikah. Punya anak. Jika umur panjang, masih bisa lihat cucu, buyut, dan -jika beruntung- canggah. Lalu mati. Itulah gambar kasar dari hidup kita. Lalu hari-hari hidup itu adalah bangun, mandi, makan pagi, bekerja atau sekolah, makan siang, mengisi waktu dengan berbagai aktivitas, mandi lagi, makan malam, dan tidur lagi. Kebanyakan dari kita melakukan hari-harinya seperti itu.

Lalu apa sebenarnya hidup kita ini ? Karl Marx pernah berkata, ” Hidup itu perut kenyang”. Maksudnya hidup itu untuk makan (saja). Sedangkan Sigmund Freud berpendapat hidup itu pemenuhan kebutuhan seksual belaka, lain tidak. Jika kita tanya orang-orang di sekitar kita tentang ‘untuk apa kita hidup ?’ mungkin -dan sangat mungkin- jawaban yang kita peroleh adalah sebanyak orang yang kita tanyai. Maksudnya adalah satu orang menjawab dengan jawaban yang berbeda-beda dari yang lainnya, sebagaimana pendapat Karl Marx berbeda dengan Sigmund Freud.

Untuk menjawab pertanyaan tersebut dengan tepat, maka gunakan akal sehat kita ! Yang paling tahu untuk apa kita hidup tentu saja ialah Yang Menghidupkan kita, yaitu Sang Pencipta, Alloh subhaanahu wa ta’ala. Alloh subhaanahu wa ta’ala berfirman, yang artinya: ” Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka beribadah kepadaKu..” (QS: Adz-Dzaariyaat: 56).

Sekarang sudah jelas bagi kita, bahwa kita diciptakan dan dihidupkan hanya untuk beribadah kepada Alloh subhaanahu wa ta’ala saja dan tidak ada tujuan yang lain.

Mungkin timbul pertanyaan: Lalu apakah hidup kita ini hanya untuk sholat saja, ke masjid saja, mengaji saja ? Kemudian tidak mancari nafkah, tidak menikah ? Sebelum bertanya-tanya, lebih dulu harus kita pahami makna ‘ibadah’ itu.

Pengertian Ibadah yang biasa dirujuk oleh ulama adalah pengertian yang dirumuskan oleh Syaikhul-Islam Ibnu Taimiyah, yaitu ibadah adalah sebutan yang mencakup seluruh apa yang dicintai dan diridhai Alloh subhaanahu wa ta’ala, baik berupa ucapan atau perbuatan, yang nampak (lahir) maupun yang tersembunyi (batin). Sebagian ulama menambahkan dengan: disertai oleh ketundukan yang paling tinggi dan rasa kecintaan yang paling tinggi kepada Alloh subhaanahu wa ta’ala.

Ibadah itu banyak macamnya dan terbagi menjadi ibadah hati, lisan, dan anggota badan. Rasa khauf (takut kepada Alloh subhaanahu wa ta’ala), raja’ (mengaharap rahmat Alloh subhaanahu wa ta’ala), mahabbah (cinta kepada Alloh subhaanahu wa ta’ala), tawakkal adalah ibadah yang berkaitan dengan hati. Sedangkan membaca Al-Qur’an, tasbih, tahlil, takbir, tahmid adalah ibadah lisan dan hati. Sedangkan shalat, zakat, haji, berbakti pada orang tua, membantu orang kesulitan adalah ibadah badan dan hati.

Jadi ibadah mencakup seluruh tingkah laku seorang mukmin jika diniatkan qurbah (untuk mendekatkan diri kepada Alloh subhaanahu wa ta’ala) atau apa saja yang membantu qurbah. Bahkan adat kebiasaan yang mubah pun bernilai ibadah jika diniatkan sebagai bekal untuk taat kepada Alloh subhaanahu wa ta’ala. Seperti tidur, makan, minum, jual beli, bekerja mencari nafkah, menikah, dan sebagainya. Jadi ibadah itu tidaklah sempit cakupannya, bahkan ia mencakup seluruh aspek kehidupan muslim, baik di masjid maupun di luar masjid.

Sebagai contoh ibadah di luar masjid adalah bekerja. Banyak hadits yang menganjurkan seorang muslim untuk bekerja dan memuji para pelakunya. Rasululloh shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda, yang artinya: ” Sesungguhnya sebaik-baik yang kamu makan adalah dari hasil kerjamu sendiri” (HR: Abu Dawud, At-Tirmidzy, dan An-Nasa-i, dari ‘A-isyah dengan sanad shahih).

Ketika para sahabat menyaksikan seorang laki-laki berjalan dengan gesit, mereka berkomentar, ” Seandainya (saja) ia berjalan di jalan Allah (berjihad).” Kemudian Nabi Shallaallaahu ‘alaihi wa sallam meluruskan pernyataan tersebut dan bersabda, yang artinya: “Jika ia keluar mencarikan nafkah anaknya yang kecil, maka ia di jalan Alloh subhaanahu wa ta’ala. Jika ia keluar mencarikan nafkah kedua orang tuanya yang sudah tua, maka ia di jalan allah, dan jika ia keluar mencari nafkah untuk dirinya dengan maksud menjauhkan diri dari yang tidak baik, maka ia di jalan Allah. Dan jika ia keluar dengan maksud riya’ (pamer) dan sombong, maka ia di jalan setan. ” (HR. Ath-Thabrany dari Ka’ab bin Ujrah dengan sanad shahih).

Rasululloh shallaalaahu ‘alaihi wa sallam -yang merupakan teladan yang utama dan pertama dalam beribadah- pada waktu kecil bekerja menggembala kambing dengan upah beberapa dinar. Kemudian beliau juga pernah berdagang. Begitu pula dengan para salafush-sholih (para pendahulu Islam yang sholih) mereka juga mencari nafkah dan membenci pengangguran. Abu Bakar, Utsman dan Thalhah Radhiyallahu ‘anhum adalah pedagang kain. Az-Zubair, dan Amr bin Al-Ash Radhiyallaahu ‘anhuma bekerja menjual pakaian jadi. Imam Ahmad Rahimahullah bekerja sebagai penulis kitab bayaran.

Jadi merupakan pandangan yang salah jika ada orang yang menganggap bekerja itu tidak termasuk ibadah. Namun tentu saja, bekerja yang dihitung sebagai ibadah adalah bekerja yang diniatkan untuk mencari bekal agar bisa mendekatkan diri kepada Alloh subhaanahu wa ta’ala dan menjaga kehormatan muslim serta harus dengan cara yang halal. Jika bekerja namun diniatkan untuk menumpuk harta atau berfoya-foya tanpa memikirkan hak anak, istri, orang tua serta ditempuh dengan cara yang haram masih ditambah lagi dengan melalaikan kewajiban agama (sholat dan mncari ilmu agama misalnya), tentu saja bekerja yang seperti ini tidaklah bernilai ibadah, bahkan hanya menambah dosa.

Ibadah yang bermanfaat adalah ibadah yang diterima oleh Alloh subhaanahu wa ta’ala. Jika kita telah berlelah-lelah beribadah namun tidak diterima oleh Alloh subhaanahu wa ta’ala maka ibadah kita tidak bermanfaat dan arti hidup kita akan tidak bermakna serta tujuan hidup kita tidaklah tercapai.

Agar bisa diterima oleh Alloh subhaanahu wa ta’ala, ibadah disyaratkan harus benar. Dan ibadah itu tidak benar kecuali dengan syarat: Ikhlas karena Alloh subhaanahu wa ta’ala semata, bebas dari syirik besar dan kecil & Sesuai tuntunan Rasullulloh shallaallaahu ‘alaihi wa sallam

Syarat pertama adalah konsekuensi dari syahadat laa ilaaha ilaaLlaah, karena ia mengharuskan ikhlas beribadah hanya untuk Allah dan jauh dari syirik kepadaNya. Syarat kedua adalah konsekuensi dari syahadat Muhammadur-Rasululloh karena ia menuntut wajibnya ta’at keada Nabi, mengikuti tuntunannya dan meninggalkan bid’ah (ibadah atau cara beribadah yang tidak pernah dituntunkan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam).

Dalil bagi kedua syarat ini ialah firman Alloh subhaanahu wa ta’ala, yang artinya: ” Barang siapa yang mengharap perjumpaan dengan Tuhannya maka hendaknya ia mengerjakan amal shalih dan janganlah ia mempersekutukan seorang pun (terhadap Alloh) dalam beribadah kepada Tuhannya.” (QS: Al-Kahfi :110).

Kalimat “..maka hendaknya ia mengerjakan amal shalih..” merupakan manifestasi syarat kedua, yaitu sesuai tuntunan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, karena amal shalih itu adalah amal yang pasti telah dituntunkan Nabi. Sedangkan “..dan janganlah ia mermpersekutukan seorang pun (terhadap Allah) dalam beribadah kepada Tuhannya.” meruplakan manifestasi syarat pertama, yaitu keharusan ikhlash.

Dua syarat ini merupakan keharusan yang mutlak. Jadi adalah salah jika orang beribadah dengan cara yang tidak pernah dituntunkan Nabi kemudian dia berkata untuk membenarkan ibadahnya : ” Yang penting kan niatnya” atau ” Yang penting kan ikhlas”.

Niat ikhlas tidak bisa mengubah cara beribadah yang salah menjadi benar. Apalagi Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, yang artinya: “Barang siapa melaksanakan suatu amalan tidak atas perintah kami (yang Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak pernah memerintahkannya dan tidak pernah membolehkannya) maka amal itu ditolak” (HR: Al-Bukhary dan Muslim ). Begitu pula sebaliknya, jika kita telah sesuai dengan tuntunan Nabi namun niatnya tidak ikhlas, maka amalan kita juga ditolak Alloh azza wa jalla.

Dua syarat ini haruslah dipahami dan berusaha terus untuk dikaji secara mendalam dan dipraktekkan. Maka tentu saja merupakan suatu kebohongan yang besar jika ada seorang muslim banyak ibadahnya tapi tidak pernah belajar bagaimana cara beribadah yang benar dan bagaimana agar amal ibadahnya dapat diterima Alloh subhaanahu wa ta’ala. Oleh karena itu, langkah awal seorang muslim agar tujuan hidupnya tercapai adalah belajar dulu bagaimana cara beribadah yang benar dan dapat diterima. Tidak mungkin seorang yang tidak pernah mengaji, tidak pernah belajar agama bisa benar ibadahnya. Padahal tujuan dihidupkannya kita ini adalah ibadah -yang mencakup seluruh aspek kehidupan, lain tidak.

Maka marilah kita hidupkan semangat mencari ilmu agama agar kemudian ibadah kita benar dan dapat diterima oleh Allah, sehingga hidup kita benar-benar bermakna dan tujuan hidup kita tercapai. Marilah kita baca Al-Qur’an, kita pelajari isinya melalui buku-buku agama, kita baca hadits-hadits, kita pahami maknanya melalui majelis-majelis pengajian, agar tak menyesal jika sudah sampai di kuburan nanti.

(Sumber Rujukan: Kitab Tauhid, Asy-Syaikh Dr. Shaleh Al Fauzan)


Sumber: http://cintaislam.wordpress.com/2006/11/20/untuk-apa-hidup-kita/






Selasa, 06 November 2007

Buah Pikiran Menarik-10

Rahasia Penciptaan Semua Makhluk


Berbicara mengenai rahasia penciptaan, kita harus juga membicarakan rahasia yang menciptakan. Karena rahasia itu ada pada-Nya.

Tuhan adalah suatu Dzat, sosok yang memiliki karakter

DZAT itu ada, sekaligus dengan sifat hidupnya ( Al hayyu) Karena Ia HIDUP, maka semua sifat ada padanya. Seperti sifat melihat, sifat berkehendak, sifat berbicara, sifat kuasa, sifat kasih, sifat sayang, sifat keras, dan sifat berkreasi…seperti sebuah matahari, matahari itu ada sekaligus dengan sinarnya, manfaatnya, energinya dan keindahannya…karena ia muncul dengan sifat-sifatnya maka, bunga-bunga menjadi mekar, daun-daun mengolah klorofil, membakar lautan mengubahnya menjadi uap air lalu hujan, dan membentuk pelangi yang indah. Hanya karena ia ADA semua menjadi ada karena sifat-sifatnya….dan matahari tidak pernah menginginkan itu sebagai upaya untuk menyembahnya.

Karena Tuhan hidup, ia bebas bertingkah, berbuat sekehendaknya tanpa ada yang bisa mencegah…ciptaan itu "ada" bukan karena mereka ingin diciptakan…akan tetapi Tuhanlah yang berkehendak sehingga muncul ciptaan…

Mungkin penjelasan dibawah ini akan menambah kefahaman, maka saya akan ambil perumpamaan diri kita sendiri….

Karena kita "hidup"…maka semua sifat itu ada…bisa bernafas, melihat, merasakan, berkreasi, berkehendak, bebas, tidak mau diganggu, dan menyombongkan diri sendiri. Kita membuat lukisan, membuat meja, membuat rumah, membuat mobil… Semua hasil ciptaan tersebut sebelumnya tidak pernah meminta untuk diciptakan…. Dan anda berkreasi tidak pernah ada yang menyuruhnya..sebab diri anda adalah sesuatu yang hidup ,yang mempunyai kehendak apa saja….namun sesuatu yang anda hasilkan tidak bisa terlepas dari kehendak anda…baik bentuknya, sifatnya…dan ketentuannya (takdirnya)...Misalnya anda seorang insinyur perancang sebuah mobil, anda akan merancangnya dengan bentuk yang anda inginkan, semua itu atas kehendak anda, sesuai kemauan dan ilmu pengetahuan yang anda miliki. (karena manusia memiliki sifat-sifat itu)

Anda perhatikan sebuah mesin mobil diesel yang ditemukan oleh Rudolf Diesel tahun 1897. Pada mesin diesel, tidak ada busi yang mematik campuran bahan bakar dan udara. Bahan bakar tersulut akibat tekanan semata. Mula-mula silinder diisi udara. Kemudian piston bergerak keatas, memampatkan udara, akibat kompresi itu, suhu naik. Barulah solar di injeksikan ke ruang bakar, dan langsung meledak, mengakibatkan piston beranjak menuju TMB (Titik Mati Bawah). Gas buang bersuhu tinggi dikeluarkan menuju knalpot. Sebuah gagasan yang cemerlang yang muncul dari manusia yang hidup memiliki sifat berkehendak, berkreasi, berilmu, dan berkuasa. Sehingga semua rencana dan ketentuan yang di tuangkan dalam bentuk sebuah mesin mobil, adalah seluruh ilmu dan sifat Rudolf (sang perancang) yang terkandung dalam mesin mobil tersebut….dan mobil itu tidak bisa berbuat sesuatu kecuali dalam gerak dan kemauan si perancang..dia tidak bisa bergerak melampaui kecepatan diluar ketetapan sang perancang , dia bergerak harus menggunakan bahan bakar solar, tidak bisa diganti dengan bahan bakar air atau minyak tanah. (inilah yang dimaksud dengan takdir/ ketetapan).

Tidak satupun dari seluruh rangkaian ciptaan itu yang terlepas dan berkaitan dengan rencana sang perancang, keterikatan inilah yang dimaksudkan dengan ketergantungan atau penghambaan mobil itu terhadap perancang. Walaupun mobil tersebut tidak lagi ia miliki, … namun ketetapan (takdir) dan kehendak mobil itu tetap akan harus mengikuti kemauan (manual) perancang tadi …. Jadi, tidak benar kalau dikatakan bahwa sang perancang membutuhkan penghambaan mobil, … hal ini merupakan kemutlakan dan ketergantungan bersifat harus dari mobil itu, karena mobil itu tidak bisa melepaskan diri dari ketetapan yang berlaku dalam dirinya. Oleh sebab itu disebut bergantung, ... terikat, ... berhamba … (hamba adalah sesuatu yang tidak memiliki daya upaya termasuk hak atas dirinya) kecuali harus bergantung terhadap yang lebih kuasa dari dirinya ….

Keterikatan mobil tadi terhadap sang perancang, adalah kemutlakan dan keharusan, sebab semua apa yang ada dalam kandungan mobil tersebut ada ide, konsep, ilmu, kuasa, dan daya, ... adalah merupakan sifat-sifat sang perancang yang terwujud dalam bentuk mobil. Sehingga mau tidak mau, ia harus mengikuti rencana dan konsep sang perancang walaupun tidak harus dimiliki sang perancang. Mobil tersebut tidak akan bisa keluar dari konsep dan ketentuan sang penemu diesel yaitu Rudolf Diesel. Kalau keluar dari rancangan itu bukan diesel lagi namanya….

Rudolf Diesel tidak membutuhkan penghambaan mesin itu, akan tetapi mesin diesel itulah yang membutuhkan Rudolf Diesel karena gagasan dan rencana itu ada muncul darinya, sampai sekarang manual itu masih dipergunakan.

Ilustrasi diatas merupakan anologi dari penciptaan alam semesta dan manusia.

Tidak sebutir atompun yang terlepas dari liputan dan rencana Allah, sehingga mereka tidak bisa keluar dari manual (sunnatullah) yang tergelar dengan bentuk kausalita yang masuk akal, … karena memang Tuhan itu merupakan sumber ilmu pengetahuan. Keterikatan itu adalah penghambaan yang mutlak, walaupun orang itu kafir dan menentangnya, namun ia tidak bisa keluar dari rencana hakiki … mengapa ia lahir sebagai laki-laki, dia tidak bisa menggerakkan detak jantungnya, perjalanan nafasnya, darahnya dan nutrisi yang diurai dengan sempurna. Sebenarnya ia hanya diam dalam kerja dan aktifitas Tuhan. Semua materi yang di kandungnya hanya mengikuti gerak dan perilaku tuhan. Mengikuti gerak dan kuasa Tuhan itulah sehingga tuhan menyebutnya mereka adalah menghamba atau mereka itu mengikuti kemauan Tuhan (sunnatullah). Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah-Ku (QS. Adz Dzariyaat: 56)

Ayat ini mengandung makna, bukan berarti tuhan butuh sesembahan manusia atau alam, akan tetapi tuhan menjelaskan bahwa alam semesta itu termasuk jin dan manusia selalu mengikuti kehendak Allah semata. Tidaklah kuciptakan jin dan manusia kecuali hanya untuk menghamba kepadaku. (coba anda perhatikan arti ibadah, asal kata dari `abdun artinya hamba, yaitu yang selalu mengikuti apa kata tuan / penguasa) jadi artinya manusia dan ciptaan adalah hamba yang selalu tidak bisa keluar dari manual (sunnatullah) sang pencipta. Dan penciptaan itu bukan untuk kesenangan dan kebutuhan Tuhan akan tetapi karena IA hidup sehingga sifat-sifat itu muncul seperti bergerak, berbicara, berkreasi, melihat mendengar dll….semuanya itu ada karena akibat adanya Tuhan yang Maha Hidup dan Maha sempurna sifat-sifat-Nya….

Allah tidak butuh disembah?? ya … karena Ia tempat bergantung segala sesuatu, karena Ia adalah Rabul `alamin ( tempat begantungnya segala alam). Seperti apa yang telah saya urai diatas bahwa tuhan tidak akan pernah membutuhkan sesembahan manusia dan alam, mari kita lihat dalam QS. An Nahl : 12

"Dan Dia menundukkan malam dan siang, matahari dan bulan untukmu. Dan bintang-bintang itu ditundukkan perintah-Nya. Sesungguhnya dalam gejala-gejala itu terdapat ayat-ayat Allah (atau tanda-tanda kekuasaan Allah) bagi orang-orang yang mempergunakan akal "

Sebenarnya di dalam ayat ini tercantum juga ungkapan bahwa Allah menundukkan dan mengatur kelakuan matahari, bintang, dan bulan dengan perintah-Nya. Peraturan Allah inilah yang di ikuti oleh seluruh alam semesta, sebagaimana ia harus bertingkah laku. Ia juga disebut hukum alam. Lebih jelas lagi bila kita baca ayat 11 surat Al Fushilat.

"Kemudian dia mengarah kepada langit yang masih berupa kabut lalu, Dia berkata kepadanya dan kepada bumi. Silahkan kalian mengikuti perintah-Ku dengan suka hati atau terpaksa. Jawab mereka Kami mengikuti dengan suka hati.. "

Ayat ini membuktikan bahwa alam taat mengikuti segala keinginan dan peraturan sang pencipta (manual/ sunnatullah) sang pencipta, dan peraturan yang telah di tetapkan Allah itu tidak akan berubah selamanya.

Kalau anda perhatikan, tidak satupun dari penciptaan itu yang tidak mengikuti keinginan dan kehendak ilahy baik terpaksa maupun dengan suka rela. …segala sesuatu yang tunduk dan patuh itu disebut penghambaan. Menuruti apa kemauan sang penguasa. Alamlah yang mengikuti kehendak Allah, oleh karena itu merekalah yang membutuhkan Allah bukan Allah membutuhkan alam semesta dan manusia….

Sekali lagi, buatlah perumpamaan sendiri ambillah sebuah batu lalu genggamlah dan gerakkan ke kiri ke kanan … anda perhatikan benda itu … apa yang dilakukan batu itu terhadap anda ?? ialah diam mengikuti kemauan gerak hati anda, ... yaitu ke kiri dan kekanan …batu yang mengikuti kemauan anda itulah yang dimaksud dengan menghamba atau berserah diri tanpa bisa menolaknya, … itulah gambaran ritual HAKIKI atau sembahyangnya tubuh anda maupun alam ( lihat : alam semesta bertasbih.. QS. Al Isra':44)

Lalu untuk apa ada sembahyang dan peribadatan ritual lainnya ??

Sebelum saya melanjutkan jawaban atas pertanyaan diatas, saya akan mengungkapkan arti ibadah itu, ialah berhamba, ... yaitu mengikuti kehendak diluar dirinya.

Seperti ungkapan saya pada penjelasan diatas, bahwa penghambaan itu artinya mengikuti kehendak tanpa reserve baik suka maupun tidak suka. Namun banyak orang terjebak terhadap soal bahasa, sehingga kalimat perintah dalam sebuah ayat diartikan sebagai kebutuhan tuhan atas gila kekuasaan dan sesembahan. Padahal kalimat itu hanyalah sebuah gambaran bahwa semua makhluk itu adalah dalam kekuasaan dan kehendak Allah, serta tidak satupun yang terlepas dari liputannya (QS. Al Fushilat:54)

Sebuah kalimat perintah dalam sebuah ayat yang tertulis adalah sama dengan sebuah perintah yang tidak tertulis, … seperti anda mengangkat sebuah tangan, ketika anda mengangkat tangan itu sebenarnya ada sebuah kehendak dalam diri anda terhadap tangan untuk mengangkat, padahal anda tidak berkata : "wahai tangan bergeraklah keatas !!"

Begitu juga Allah dalam menggerakkan bumi dan langit, menggerakkan jantung, kedipan mata, darah, dan sistem syaraf pada manusia. Dalam bahasa wahyu Tuhan mengunakan kata : "lalu Dia berkata kepadanya dan kepada bumi ; silahkan kalian mengikuti perintah-Ku dengan suka hati atau terpaksa." (QS. Al Fushilat:11)

Ayat diatas untuk menjelaskan kepada manusia agar dapat dimengerti, bahwa tubuh manusia, langit dan bumipun adalah dalam perintah Allah, berarti alampun melakukan ritual atau ibadah bahkan dikatakan langit dan bumi berkata : "kami berislam (berserah mengikuti kehendak ilahy)". Ritual itu adalah sunnatullah, walaupun anda menolaknya, ritual itu akan tetap berlangsung terhadap diri anda …. Lihatlah dan perhatikan tubuh anda sejak kecil ia tumbuh bergerak menuju dewasa, sehingga menjadi bongkok dan berjalan tertatih-tatih, … anda tiada mampu menghalau kenyataan itu suka maupun tidak suka hal itu akan berlaku terhadap tubuh anda, … dan akhirnya mati !! Itulah gerak hakiki yang meliputi tubuh atau alam anda … dan diri anda hanya mengikuti gerak itu tanpa kuasa, ... persis seperti pasrahnya bumi dan langit.

Yang membedakan dengan ritual semacam shalat adalah gerak dan tuntunannya yang tidak sama, akan tetapi perintah dan kehendak itu sama !! Anda berusaha untuk menolaknya atas perintah itu pada tubuh anda, namun kehendak itu begitu kuasanya dan dahsyat untuk dilawan. Maka anda akan tetap mengikuti kehendak itu walaupun dalam keadaan terpaksa !! Bukankah hal ini sesuatu yang melelahkan dan menyiksa ? namun jika anda mengikutinya dengan tulus ikhlas, ... maka anda akan merasakan gerakan ilahy itu begitu indah dan menyenangkan serta harmoni.

Manusia adalah makhluq yang berakal tidak seperti malaikat dan hewan. Tubuhnya terbentuk dari ekstrak alam semesta dan ia memiliki kesadaran yang tinggi dibanding makhluk lainnya, karena ruhnya merupakan pengejawantahan dari ruh ilahy, sehingga mereka memiliki sikap yang bebas dan merdeka untuk memilih sesuatu. Karena itulah ia dimandat sebagai makhluk penguasa dimuka bumi (khalifah fil ardhi), ruhnya adalah rahasia tuhan. Jika ia selaras dengan kemauan tuhan maka ruhnya adalah dipenuhi sinar-sinar Tuhan. Namun demikian, manusia boleh memilih untuk menerima dan menolaknya, ... karena ia adalah khalifah !! khalifah itu ibarat duta istimewa dari Tuhan yang mempunyai kebebasan untuk menentukan kebijaksanaan baik dan buruknya, ... adalah wewenang manusia itu sendiri dan resikonya ditanggung sendiri. Akan tetapi tubuhnya tetap seonggok sari pati tanah yang di beri bentuk, yang memiliki sifat alami yang digerakkan oleh kehendak ilahy, … sehingga dalam tubuh manusia sekaligus ada dua penampakan yaitu sifat bashariyah (kamanusiaan) dan sifat uluhiyah (sifat ketuhanan).

Dimana penampakan itu akan jelas memperlihatkan sifat yang lemah dan sifat yang Maha kuat, walaupun manusia itu dimandat sebagai khalifah, namun tetaplah ia sebuah kelemahan dalam dirinya yang tampak. Seperti tidak mampu memperpanjang umurnya sampai seribu tahun, tidak mampu menahan kedipan mata sepanjang masa, tidak mampu mengatur nutrisi dalam tubuhnya dan mengatur denyut jantungnya, maka kita mengetahui manusia adalah tetap dalam kuasa-Nya …. Akan tetapi manusia mempunyai wewenang dalam dirinya dan kehendak atas keputusannya, sehingga ia mampu menolak dan menerima apa saja yang menurutnya itu baik atau buruk.

Kesewenangan itulah yang akhirnya, tuhan menurunkan wahyu kepada nabi-nabinya untuk memberitahukan arah dan ilmu, untuk memudahkan membaca gejala-gejala alam, mengerti penciptaan dan asal muasal penciptaan ….Tuhan membuat manualnya. Seperti apa yang telah saya katakan diatas mengenai seorang perancang pencipta mobil, dia akan membuat manualnya untuk memudahkan si pemakai dalam operasionalnya. Operasional itulah yang saya anggap ritual dalam beribadah, … karena dalam ritual itu terdapat cara berkomunikasi dan memohon penjelasan seperti doa-doa, atau bahkan penjelasan tentang kandungan ciptaan, ... seperti penjelasan mengenai unsur-unsur yang dikandung badan manusia, ... kemudian Tuhan juga menjelaskan rotasi bumi dan planet-planet lainnya bagaimana tuhan meluaskan alam semesta untuk diketahui dan dimanfaatkan. Mengenal wacana itu termasuk ritual, sehingga islam menganggap kebersihan, membaca, bekerja, bermanajemen, merupakan ibadah karena itu terdapat dalam keterangan ayat-ayat Alqur'an. Termasuk bagaimana cara mengenal tuhan dan menghampiri untuk berdialog, ... dan ritual itu tidak sekedar shalat dan puasa akan tetapi setiap kehidupan yang bersangkut paut dengan diri, alam semesta dan tuhan adalah disebut beribadah, ... yaitu mengikuti kehendak manual (syariat) Tuhan … agar kita tidak perlu bertanya-tanya tanpa arah. Ritual itu adalah mengikuti kehendak ilhay, merupakan juklak dalam mengenal Tuhan, serta mengenal kekuasaan Tuhan yang Maha luas. Seperti ritualnya alam semesta yang tidak dimengerti oleh manusia ,

"Langit yang tujuh, bumi dan semua yang ada di dalamnya bertasbih kepada Allah. Dan tak ada suatupun melainkan bertasbih dengan memuji-Nya, tetapi kamu sekalian tidak mengerti mereka. Sesungguhnya Dia adalah Maha penyantun lagi maha penyayang." (QS. Al Isra': 44)

Setiap gerak adalah ritual, karena gerak itu berasal dari gerak ilahy, yang meliputi segala sesuatu. Setiap gerak adalah perintah dan setiap perintah adalah wahyu atau ilham.

Shalat adalah bagian dari ritual , dengan shalat ini tuhan memberikan cara termudah untuk berkomunikasi dan menanyakan segala hal …

Firman Allah : "Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu. Dan sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyu'." (QS. Al Baqarah:45)

Bermanajemen termasuk ritual, mereka melakukan transaksi dengan cara yang dapat disepakati bersama dan melakukan pendataan dan pengaturan arus uang yang lazim. Mengikuti ketentuan dalam manajemen itu dalam islam termasuk beribadah, lihat surat Al Baqarah 282 : "hai orang-orang yang beriman, apabila kamu bermuamalah (berjual beli, berhutang piutang, atau sewa menyewa dsb) tidak secara tunai untuk waktu yan ditentukan, hendaklah kamu menuliskannya. Dan hendaklah seorang penulis diantara kamu menuliskannya dengan benar...,"

Ayat diatas menunjukkan sesuatu yang universal yang disetujui oleh seluruh ummat, dan kecenderungan untuk teratur dalam bermanajemen merupakan fitrah manusia, yang merupakan kehendak ilahi yang telah tergelar dalam setiap ilmu dan firman …

Jika manusia keluar dari peraturan itu, baik peraturan yang tertulis maupun yang tidak tertulis maka manusia akan mengalami sesuatu yang tidak harmoni, dan bahkan akan berbenturan dengan hukum-hukum yang berlaku, misalnya, jika anda tidak melakukan hukum-hukum bermanajemen maka anda akan mengalami kehancuran dalam bidang perekonomian … Jika anda melakukan penebangan pohon-pohon hutan dengan tidak seimbang maka alam akan mengalami krisis dan mengakibatkan bencana yang membahayakan…

Begitu pula orang yang rohaninya tidak mengikuti ketentuan hukum rohani, maka akan terjadi ketidak seimbangan mentalnya, bahkan mengakibatkan depressi dan kekacauan mental yang berakibat buruk terhadap lingkungannya …

Takdir baik dan buruk

"Jika kamu mendapat keberuntungan maka itu dari sisi Allah, jika kamu mendapat malapetaka , itu akibat salahmu sendiri…." (QS.An Nissa':79 )

Dimana letak takdir dan seberapa jauh manusia dapat berusaha untuk mencapai keinginannya? Dalam buku kisah Rasul "barang siapa ditakdirkan menjadi ahli neraka bagaimanapun taqwanya tetaplah ia menjadi ahli neraka juga".

Ayat diatas berkaitan dengan ayat sebelumnya.

"Dimana saja kamu berada, kematian akan mendapatkan kamu, kendatipun kamu di dalam benteng yang tinggi lagi kokoh. Dan jika mereka memperoleh kebaikan. mereka mengatakan: ini adalah dari sisi Allah, dan kalau mereka di timpa sesuatu bencana mereka mengatakan: ini datangnya dari sisi kamu, katakanlah : semuanya datang dari sisi Allah. Maka mengapa orang-orang itu hampir-hampir tidak memahami pembicaraan sedikitpun" (QS. An Nisa':78)

Sebelum saya menguraikan masalah takdir, sebaiknya kita memahami dulu arti taqdir secara harfiah…firman Allah :

"Sesungguhnya Kami menciptakan segala sesuatu menurut ukuran" (QS. Al Qamar: 49)
"Tetapi Allah menurunkan apa yang dikehendaki-Nya dengan ukuran" (QS. Asy Syura : 27 )

Pada kedua ayat diatas terdapat kata " qadar" yang berarti ukuran. Maksudnya adalah, Allah setiap melakukan penciptaan selalu dalam ukuran yang masuk akal dan manusia telah ditakdirkan dalam rencana Tuhan baik dan buruknya. Karena baik dan buruk itu bukanlah sebuah keburukan bagi Tuhan dan bagi manusia yang berakal …

Seperti ungkapan saya diatas mengenai seorang perancang mobil, dimana sang perancang telah membuat konsep dan ketentuan (takdir) terhadap mobil itu. Misalnya seorang yang tidak mengerti akan mobil diesel kemudian memberinya bahan bakar dengan bensin, maka mobil itu tidak akan bisa berjalan dengan baik, juga ketika mobil itu terjadi kerusakan maka ia harus menggantikan spare partnya dengan produk khusus diesel. Ketetapan inilah yang dimaksudkan dengan takdir !!

Baiklah saya akan jelaskan maksud ayat-ayat mengenai ketetapan/ takdir tuhan terhadap alam semesta dan manusia……..Didalam memahami setiap ayat, anda tidak bisa mendudukkan ayat tersebut sendirian, karena setiap satu ayat itu sangat berkaitan dengan keterangan ayat-ayat lainnya.

Saya akan menunjukkan sebuah ayat yang mengandung pengertian lengkap dan sempurna. Namun jika ayat ini dipisah pengertiannya, maka anda akan mengalami kesulitan memahaminya, apalagi hanya berdiri sendiri … maknanya akan bertentangan. Yang pada akhirnya menjadi konflik pemahaman. Seperti hal nya ayat yang anda ungkapkan pada surat An Nisa 79 dan sebuah hadist mengenai taqdir manusia yang masuk neraka walaupun dia bertaqwa.

Misalnya pada ayat :

"Sesungguhnya Allah tidak merubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri …" (QS. Ar Ra'du:11)

"Dan berencanalah kalian, Allah membuat rencana. Dan Allah sebaik-baik perencana." (QS. Ali Imran: 54)

"Maka Allah menyesatkan siapa saja yang Dia kehendaki, dan memberi petunjuk kepada siapa siapa yang Dia kehendaki …" (QS Ibrahim :4)

Ketiga ayat diatas menjadi sebuah sejarah besar yang telah menghasilkan, madzhab-madzhab terkenal, yaitu Mu'tazilah (kaum rasionalis) melandasi pemikirannya dengan ayat pertama yaitu manusia bertanggung jawab penuh atas perbuatannya tanpa ada campur tangan Allah. Kaum Asy'ariyah, melandasi ayat kedua, yaitu manusia hanyalah berusaha untuk berbuat namun hasilnya adalah tetap ketentuan Allah. Sedang kaum Jabbariyah atau fatalisme / menerima apa saja yang ditakdirkan terhadapnya, ibarat sebuah bulu yang diterbangkan dari atas yang diombang-ambingkan oleh angin kemana saja tanpa ada kuasa atas dirinya. Mereka melandasi fahamnya pada ayat yang ke tiga, yaitu manusia hanyalah menerima nasib, Allah-lah yang memberi hidayah kepada siapa saja dan Allah pula yang menyesatkan siapa saja yang dikehendaki …

Ketiga ayat diatas sebenarnya tidak bisa dipisah. Karena setiap ayat itu memilki dimensi dan pengertian yang berbeda namun saling berkaitan.

Dalam kehidupan sehari-hari, anda akan menemukan dimensi-dimensi itu. Ketika seorang insinyur sipil di Jepang menyatakan bahwa seluruh bangunan di Jepang telah memenuhi syarat anti tsunami dan siap menghadapi bencana tsunami sebesar apapun. Namun kenyataannya Jepang hancur berantantakan dalam peristiwa tsunami di Kobe.

Sebuah kapal pesiar TITANIC, yang dirancang khusus untuk menghadapi kemungkinan ganasnya badai lautan Atlantik. Dengan pongah sang perancang mengatakan, Tuhan sekalipun tidak akan mampu menenggelamkan kapal ciptaannya. Namun kapal itu tenggelam hanya karena terbentur sebuah gunung es , dan memakan korban ribuan nyawa manusia…..

Coba anda perhatikan ilustrasi dari peristiwa tsunami di Kobe dan tenggelamnya kapal pesiar Titanic, kemudian hubungkan dengan ketiga ayat diatas, … adakah ayat-ayat itu berlaku dalam rangkaian kejadian tersebut.

Manusia boleh bebas mengungkapkan gagasannya, berkreasi, merubah, mempertahankan dan menciptakan sesuatu (inilah kenyataan dalam ayat pertama, yang memberikan kebebasan untuk berkreasi, berusaha dan berinovasi), namun rencana itu hanyalah tinggal rencana, jika tuhan berkehendak lain karena rencana Tuhan lebih baik dari rencana manusia ( lihat ayat kedua), dan Tuhanlah yang menentukan dan mempertahankan kelangsungan alam semesta, dengan menurunkan kekuatan keseimbangan, yaitu baik dan buruk, negatif dan positif (kaitkan dengan ayat bahwa Allah-lah yang menentukan baik dan buruk terhadap sesuatu).

Inilah yang sering tidak difahami oleh sebagian kita, mengapa Tuhan menurunkan kejahatan atau keburukan dalam diri kita maupun lingkungan ? Mengapa harus ada orang yang jahat, mengapa ada kekerasan, mengapa ada panas mengapa ada dingin…?

Mari kita berfikir pada dimensi ketuhanan dengan jernih. Adanya panas di Afrika dan adanya dingin di Alaska. Adalah sebuah kekuatan yang tidak bisa dipisah, karena kalau dipisah maka orang Afrika akan mengeluh kepanasan (dia akan berkata bahwa inilah keburukan), dan orang Alaska mengeluh kedinginan (dia pun akan berkata inilah keburukan). Akan tetapi kalau anda lihat dengan pengertian dimensi ketuhanan maka anda akan melihat sebuah kekuasaan terencana, adanya panas dan dingin, akibatnya udara dingin itu bergerak menuju ke daerah suhu yang panas, udara yang bergerak itu disebut angin, dan manusia bisa bernafas dengan lega, maka muncul kehidupan dan kelangsungan hidup manusia dan lingkungannya. Kemudian menghasilkan gerakan arus air laut yang berfungsi menghidupkan habitat dan ekosistem dalam dunia laut ... Ketetapan itu telah berlangsung sampai sekarang, yaitu ketetapan panas dan dingin….Namun kalau dipisah akan menjadi keburukan bagi yang merasakannya secara subjektif. Banyak orang mengeluh mengapa saya tidak pernah kaya padahal saya sering melakukan ibadah siang dan malam, tetapi ada orang yang tidak pernah beribadah namun kehidupannya mapan dan tidak berkekurangan. Dimana letak keadilan Tuhan ?

Apakah kita tidak berfikir, jika memang Allah menghendaki menuruti keinginan seluruh manusia menjadi kaya raya, anggaplah ada populasi manusia seribu orang yang kaya raya tidak ada satupun yang miskin. Siapakah yang akan menjadi penggali podasi rumah kita, siapa yang akan membuat genting, siapa yang akan menyusun bata sampai menjadi rumah…

Dalam hal kebahagiaan Tuhan telah membaginya dengan adil dan rata baik kepada orang miskin dan orang kaya. Orang miskin bisa sangat berbahagia dengan hanya mengendarai mobil bajaj yang berisik, namun orang kaya tidak akan sanggup melakukannya. Orang miskin bisa tidur nyenyak diatas sebuah becak tanpa alas sekalipun, namun orang kaya kadang tidak bisa menikmati tidurnya walaupun dia tinggal ditempat yang nyaman dan di lengkapi kasur yang empuk serta AC yang dingin.

Sekarang kita beralih kepada pertanyaan "mengapa ada kejahatan ??"

Bukankah karena ada kejahatan menusia menjadi dinamis dan bergerak, seandainya manusia di dunia ini baik semua, maka perempuan dan laki-laki tidak memerlukan pakain untuk menutupi auratnya karena kita semua baik, tidak mungkin ada ke khawatiran untuk berbuat yang tidak baik, dan roda ekonomi tidak akan berjalan, karena manusia tidak ada yang serakah, maka kita tidak akan khawatir makanan diluar akan menjadi habis, cukup kita mengambilnya setiap kali butuh saja…

Lihatlah hewan disekitar kita mereka cukup berangkat pagi hanya untuk memenuhi kebutuhan perut kenyang tanpa harus menyimpannya sampai melampaui kebutuhannya….

Karena kita khawatir akan keserakahan manusia, kita akan menyimpan harta itu, kemudian bergerak berusaha mengumpulkannya sebanyak-banyak, lalu kita menjaganya … dan keadaan ini berkembang menjadi sebuah kekuatan yang disebut perekonomian dan perbankan serta kehidupan yang dinamis, ... seperti munculnya pusat-pusat perkantoran, pusat bisnis dan pasar-pasar dalam kehidupan kita.

Dengan andanya kekhawatiran terhadap kejahatan manusia, kita menjadi memiliki rumah yang kuat dan aman, terbuat dari batu dan beton, serta pagar dari besi …

Kesimpulannya :

Kita dibebaskan untuk berbuat sehebat Insinyur di Jepang dalam membuat rancangan rumah anti gempa Tsunami, namun kalian tidak perlu kecewa jika Tuhan berkehendak lain karena Tuhan mempunyai rencana dalam mengatur keseimbangan alam menjadi dinamis … Dengan adanya bencana tsunami maka manusia menjadi lebih berkembang untuk berfikir lebih maju dari yang sekarang, namun jika tidak ada bencana itu manusia akan berhenti berfikir untuk mengembangkan kreasinya atau inovasinya …

Benturan yang dahsyat dalam peristiwa kecelakaan kapal Titanic, membuat manusia lebih berfikir dalam perhitungan rancang bangun sebuah kapal yang lebih baik dari Titanic dan kenyataannya kita melihat bahwa kapal-kapal masa kini lebih baik dari kapal Titanic yang ketinggalan dalam hal tekhnologi dan design …

Jadi apakah takdir itu ??

Ialah ketetapan terencana dalam keseimbangan baik dan buruk. Dan menerima keadaan ini dalam islam termasuk beriman kepada ketetapan Allah yang baik dan yang buruk. Sekali lagi bahwa Allah tidak pernah berbuat buruk terhadap kita, akan tetapi kitalah yang tidak mengerti kehendak Allah dalam mengembangkan dan menggerakkan kehidupan yang dinamis. Sehingga ada sebutan takdir baik dan takdir buruk. Padahal rencana itu adalah baik adanya.

Banyak orang yang pernah mengetahui tentang Taoisme, mendengar tentang YIN dan YANG dan sifat saling melengkapi dari keduanya, serta posisi siklik (saling melingkar) dalam lambang Tao. Banyak orang tahu bahwa YIN adalah energi kewanitaan / betina dari alam semesta dan YANG adalah pasangan pria / jantan-nya. Kedua energi dasar ini merupakan electron dan proton, yang memungkinkan semua ciptaan dapat terwujud, dan anda perhatikan tidak ada yang buruk dari semua unsur itu…

Dimana letak kesalahan yin dan yang ?? semua adalah kebaikan dan kekuatan dari Yang Maha Hidup ialah DZAT yang tidak bisa di jangkau oleh pikiran dan rasa, yaitu TAO dalam bahasa islam disebut Rabbul `alamin.

Demikian mudah-mudah semua uraian saya dapat dimengerti, dan Allah memberikan kefahaman hati kita semua …amin

Buah Pikiran Menarik-9

Kebenaran


Berbicara kebenaran, berarti kita akan berbicara kepastian, kebebasan, keuniversalan dan kehakikian….

Mari kita endapkan keterikatan kita terhadap 'isme' yang kita miliki sekarang, sebab tidak akan objektif jika hal ini masih anda sandang … karena kebenaran itu akan tetap benar walaupun keluar dari kotoran anjing. (maaf saya tidak bermaksud mengeluarkan keimanan anda). Saya ingin anda melihat sesuatu itu apa adanya, tidak bercampur dengan anggapan / mitos, karena kebenaran itu meliputi segala sesuatu … Tidak ada yang terbebas dari kekuasaan yang maha mutlak. Walaupun saya mengungkapkan dengan kata-kata wahyu dalam alqur'an , saya akan tetap berbicara keuniversalan.

Sebelum kita memasuki kepada persoalan kebenaran MUTLAK, saya akan mengajak anda untuk memperhatikan gejala-gejala yang dialami oleh manusia, mulai dari gejala fisik, anda akan melihat sesuatu yang sama pada diri manusia. Fisik merupakan miniatur alam jagad raya, dimana dia tercipta dari untaian materi yang saling mengikat, bergerak, berevolusi, kemudian tumbuh dan berkembang … . Juga anda perhatikan degup jantung, desah nafas, kedipan mata, yang bergerak bukan kemauan dirinya, semua ada diluar kekuasaan dirinya, itulah kebenaran adanya "kekuasaan" yang meliputi dirinya. Satu hal kebenaran yang bisa dirasakan bersama, baik orang hindu, islam, budha, atau kristen…( Allah meliputi orang-orang kafir ; QS. Al Baqarah:19).

Dari segi kejiwaan, dalam dirinya ada rasa, senang, cinta, bahagia, kebencian, dan kepuasan. Jika kesadaran akan kejiwaannya berkembang maka akan ditemui keistimewaan jiwa yang amat luas, misalnya seorang meditator mampu melihat jarak jauh dengan kekuatan fikiran (telepati), tidak terbakar oleh panasnya api dll, semua nya adalah fenomena yang bisa terjadi kepada siapa saja jika digali dengan latihan kesadaran yang benar … Kebenaran itu juga telah terjadi kepada orang yang tekun melatih kejiwaannya maupun fisik dengan baik, sehingga muncul kekuatan yang timbul seperti mukjizat (jika hal ini terjadi kepada seorang yang terdoktrin dengan suatu agama maka dia akan menyandarkan kekuatan itu kepada apa yang menjadi kepercayaannya)

Seperti halnya orang yang melatih pernafasan dengan baik, ia mengolah energi bioelektrik dalam tubuhnya sehingga mampu memberikan kekuatan yang luar biasa. Tidak heran jika seorang yang telah mahir menghimpun daya elektrik ia mampu memecahkan balok es, mematahkan besi baja, mampu mendeteksi barang yang tersembunyi, tahan pukul benda keras maupun senjata tajam ..dll

Semua itu ada terjadi kepada manusia penganut agama apapun, akan tetapi mereka menyandarkan kekuataan itu kepada apa yang di yakininya … apakah itu kepada Yesus, Hyang Widhi, Tao, Sang Budha, Allah, dewa-dewa, dll, tergantung kepada doktrin kepercayaannya, tetapi pada hakikatnya kekuatan itu ada, tidak bisa dipungkiri.

Pada tatanan fenomena fisik dan psikhis, mungkin kita akan mengalami kesamaan dengan perjalanan meditator..penyembuh, pastor atau pendeta, biksu yang tekun berkonsentrasi kepada apa yang diyakininya (dalam hal ini Tuhan/ dewa-dewa) atau kadang juga sama dengan penggali olah jiwa yang tidak menggunakan pengertian ketuhanan sama sekali … seperti orang-orang yang mengembangkan kekuatan psikologisnya … telepati, hipnotisme dan olah rasa. Pengalaman-pengalaman ini bukanlah penentu sebuah klaim kebenaran agama tertentu, sehingga menganggap agama lain tidak mampu berbuat demikian, … tidak !! Akan tetapi hal ini sebagaimana ilmu-ilmu yang lainnya bersifat universal, seperti perasaan rindu, …cinta…sedih ... bahagia … dan ketenangan. Keadaan ini bisa disebut sebagian dari pengalaman perasaan rohani. Yang tidak bisa di klaim sebagai milik orang islam saja, atau orang Kristen ... dan yang lain. Banyak pendeta yang berdoa digereja memohon kesembuhan bagi sipenderita sakit parah ia bisa sembuh, ... pendeta budha pun demikian, ... dan tidak sedikit pula dari kalangan islam yang bukan kyai bisa berdoa untuk yang sakit, iapun bisa sembuh !!

Lalu apakah sebenarnya yang terjadi terhadap mereka ini, sehingga apa yang mereka lakukan tampak tidak ada bedanya walaupun cara mereka berbeda dalam melakukan ritual, ... bahkan berbeda kepercayaan ketuhanannya !!

Pertama-tama yang harus kita ketahui adalah proses bagaimana konsep jiwa itu beraksi. Apa yang timbul dari kegiatan rohani manusia itu, untuk memasuki dunia / alam mimpi manusia harus mengalami kegiatan yang sama, misalnya harus meleremkan/ mengistirahatkan aktivitas fisiknya, maka jiwa akan mulai masuk kealam mimpi dalam keadaan tidak terikat oleh kegiatan fikiran dan fisiknya. Hal ini berlaku kepada siapa saja … (siapapun bisa memasuki alam ini, tanpa harus menjadi orang suci)

Untuk memasuki keadaan yang lebih tinggi dari alam mimpi, manusia harus menyadari akan jiwanya yang bersifat universal yang terbebas dari ikatan ruang dan waktu, tidak terpengaruh oleh batas fikiran, tidak mati, mampu melihat kedalaman bathin manusia, mengetahui rahasia alam dan ilmu, karena jiwa diciptakan memang demikian adanya. Seperti halnya kepada makhluk tuhan yang lainnya, apakah itu jin, syetan, malaikat, dewa-dewa, gondoruwo, bahkan tuyul adalah makhluk tuhan yang tidak terikat oleh waktu dan ruang, sehingga mereka mampu melihat tanpa batas, mengambil sesuatu dari alam ghaib, melakukan sesuatu diluar jangkauan pikiran manusia, mampu bergerak secepat kilat … termasuk rahasia mengobati, rahasia kuasa alam, rahasia relung hati manusia yang menyimpan file kehidupan dan perasaannya… Sampai tahapan ini keuniversalan jiwa masih berlaku tehadap agama-agama, sehingga banyak yang terjebak mengatakan bahwa agama itu sama !! Kekuatan tersebut sama dengan apa yang dilakukan antara orang suci, gondoruwo, jin malaikat, hampir tidak bisa dibedakan dan tidak harus menjadi suci (seperti yang anda sebutkkan, pendeta, biarawati wali dll)

Untuk anda ketahui, bahwa jiwa manusia apakah jiwa itu jahat atau baik, tetaplah oknum makhluk yang memiliki kemampuan kasyaf, tidak terikat waktu, mampu melihat kedepan, dan memiliki kekuatan yang dahsyat.

Ada cara manusia membangkitkan kesadaran jiwa itu, ialah melakukan perenungan / kontemplasi / meditasi / dzikir, … semua ditujukan kepada objek yang diyakininya … apakah itu Yesus kristus, sang budha, patung, atau titik hitam seperti yang dilakukan oleh pelaku hipnotisme. Jika hal ini anda lakukan terus menerus, maka andapun akan mengalami perubahan kesadaran, dari kesadaran fisik kepada kesadaran jiwa. Kalau hal ini bisa dicapai dengan baik maka orang tersebut mampu melakukan sesuatu yang luar biasa. Karena objek fikir tadi hanyalah sesuatu yang menolong melepaskan jiwa dari keterikatan fisiknya (kesadaran fisik) saja, jadi siapa saja tidak perduli objeknya apa, apakah itu tuhan, mantra, gambar patung, … jika anda berkonsentrasi dengan objek-objek tadi maka lambat laun jiwa anda akan melepaskan ikatannya terhadap badan, … dan anda akan menjadi eksis sebagai jiwa yang tidak terikat oleh badan.

Pada keadaan ini sebenarnya masih ada lagi perjalanan jiwa yang lebih tinggi, yaitu kesadaran ketuhanan, … objeknya adalah Tuhan … yang tidak bisa dibayangkan, ... tidak sama dengan makhluknya, … bukan berupa suara …. Akan tetapi jiwa manusia terkadang berhenti kepada apa yang dia renungkan, … misalnya objek pikirnya adalah patung, maka dia tidak akan bisa melampaui dari wilayah itu, karena dianggap disitu adalah objek terakhir …. Juga bagi yang menyebut nama tuhan akan tetapi objek pikirnya kepada "nama", maka dia akan berhenti kepada apa yang dipikirkannya. …

Artinya mereka masih tetap berada diwilayah yang sama yaitu jiwa yang luas … Akan tetapi islam meneruskan perjalanannya dari jiwa menujui sumber hakikat / kebenaran, yaitu dzat yang tak terbayangkan, yang tidak laki-laki, tidak perempuan, tidak beranak, tidak sama dengan makhluknya, tempat bergantungnya sesuatu.

Karena objek pikir dari kaum islam dengan kaum agama lain tidak sama, mereka melakukan meditasi atau kontemplasi, ... objeknya adalah kepada sesuatu yang mudah dibayangkan … apakah itu berupa guru sejati, … cahaya, … patung, … gambar tuhan, … gambar dewa, … gambar ular naga….

Semua adalah alat untuk mencapaikan jiwa menuju yang lebih tinggi dari biasanya. Akan tetapi kelebihan akan kekuatan jiwa tersebut belum tentu menunjukkan sampainya seseorang menemukan kebenaran, karena ia masih berada diwilayah yang bisa digambarkan, bukan hakiki !!

Didalam Bagavad gita dijelaskan: bahwa barang siapa sesembahannya untuk dewa-dewa, maka ia kembali kepada dewa-dewa, barang siapa sesembahannya untuk roh alam, dia akan kembali kepada roh alam, … mereka akan mengalami reinkarnasi, akan tetapi jika sesembahannya untuk Brahman yang Agung dia akan kembali sempurna tidak akan mengalami reinkarnasi … siapakah Brahman Yang Agung itu, ialah tidak berupa, tidak sama dengan makhluknya, tidak laki-laki, tidak perempuan, tidak bisa dibayangkan … Ialah yang maha suci dari gambaran pikiran manusia ….

Dalam kitab Bible dikatakan tuhan itu Esa dan yesus itu pesuruh Allah, Yahya pasal 17 ayat 13. inilah hidup yang kekal, yaitu supaya mereka mengenal Engkau, Allah yang Esa, dan Yesus Kristus yang telah engkau suruhkan itu"

Didalam perjanjian baru, Markus, pasal 12 ayat 29 : Maka jawab Yesus kepadanya, hukum yang terutama ialah; dengarlah olehmu hai israil, adapun Allah tuhan kita ialah tuhan yang esa.

Saya berpikir jika mereka dalam bermeditasi objek fikirnya adalah apa yang tertera dalam kitab tersebut maka mereka akan mendapatkan akhirdari kebenaran, … bukan sampai kepada keluasan alam jiwa … syurga atau nirwana, karena kita tidak kembali kepada syurga akan tetapi kita kembali … innalillahi wainna ilaihi rajiun, … kepada Allahlah kita kembali bukan kepada syurga, ... karena syurga itu masih berupa alam …

Jadi kebenaran itu adalah Tuhan itu sendiri, adapun kekuasaan atas semua makhluknya adalah kebenaran yang dikaitkan dengan pikiran atau mitos yang menjadi kepercayaannya…..ibarat pendapat kebanyakan orang bahwa matahari itu terbit dari timur dan terbenam di sebelah barat..padahal hakikatnya tidak demikian…matahari itu tidak pernah terbit dan tidak pernah terbenani….itulah hakikat sebenarnya…akan tetapi manusia menggambarkan itu sesuai dengan persepsi dan konsepsinya sendiri..bukan hakikinya….

Seperti apa yang anda sebut, bahwa Bernadette seorang biarawati Kristen, tubuhnya tidak hancur walaupun dimakamkan bertahun-tahun. Terlepas dari apakah ia seorang alim dalam beribadah …hukum itu akan berlaku kepada siapa saja jika didalam tubuh orang tersebut banyak dikandung unsur ion negatif, adalah atom yang bermuatan negatif atau positif. Ion negatif sifatnya tidak stabil, ia paling suka mencari gandengan untuk berikatan. Tak terkecuali dengan bakteri, ikatan yang dibentuk inilah yang mengakibatkan bakteri mati. Dan tentu saja tidak sempat membusukkan badan atau benda disekitarnya …. Alqur'an telah menyebutkan bahwa manusia diciptakan dari sari pati atau ekstrak alam.

Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari sari/ ekstrak yang berasal dari tanah (QS. Al Mukminun:12)

Setiap agama di dunia dinamakan atas nama pendirinya atau atas nama rakyat dimana agama itu dilahirkan, misalnya Kristen dinamakan demikian, karena ia mengambil namanya dari pendirinya kristus, budisme dari pendirinya Buddha; zoroasterianisme dari pendirinya zoroaster; Yudaisme, agama orang Yahudi, dari pendirinya yang termasuk dalam kaum Yudah dari negeri Yudea. Akan tetapi Islam, adalah merupakan suatu distinksi yang unik yang tidak memiliki asosiasi dengan orang ataupun rakyat tertentu. Kata ISLAM tidaklah menegaskan hubungan apapun yang serupa itu, karena ia tidaklah dimiliki oleh sesuatu rakyat, orang ataupun negara tertentu. Islam adalah sebuah kata bahasa arab bermakna universal, dinamakan demikian karena berarti berserah diri serta ketaatan dan ketakwaan kepada Allah, sehingga alam yang melakukan aktivitas geraknya dinamakan berislam (berserah diri terhadap hukum-hukum ketetapan Tuhan)

Anda dapat memperhatikan bahwa segala-galanya di alam ini, ... adalah dibawah suatu kontrol dari suatu order pengaturan atau hukum. Matahari, bulan dan bintang semuanya terjalin bersama-sama dalam sebuah system oleh sebuah hukum yang tidak berubah, dimana mereka sedikitpun tidak dapat menyimpang. Bumi bergerak dalam arah tertentu dengan suatu kecepatan yang tetap, dan waktu, kecepatan, serta jalan yang ditentukan untuk gerakan itu tak pernah berubah-ubah. Sama halnya dengan anasir-anasir fisik seperti air, udara, panas dan cahaya berfungsi sesuai dengan prinsipnya masing-masing yang telah ditentukan, unsur-unsur dari kerajaan mineral, tumbuhan dan marga satwa semua mentaati hukum-hukum tertentu mereka yang sesuai dengan itu. Mereka tumbuh dan berubah, serta hidup dan mati. Islam menamakan pusat hukum alam itu adalah rabbul `alamin (tempat bergantungnya seluruh alam semesta)….

Jadi tidak dipungkiri ketetapan itu ada pada setiap orang islam (mukmin), kristen, budha, hindu, yahudi, zoraoaterianisme, taoisme dll, karena pada mereka itu ada keuniversalan yang bersifat perenial atau abadi …Karena kekuasaan Allah meliputi segala sesuatu (QS. Al Fushilat: 54) Allah meliputi orang-orang kafir (QS. Al Baqarah: 19)

Hukum itu berlaku terhadap siapa saja, misalnya seorang budha, yahudi, islam, kristen, jika mereka melakukan terjun payung dari pesawat udara pada suatu ketinggian tertentu …mereka akan turun kebumi dengan hukum gravitasi yang berlaku kepada mereka.

Fenomena itu bukan saja pada alam fisik saja, akan tetapi didalam fenomena kejiwaan manusia, akan ditemukan keadaan yang sama, misalnya … saudara kita yang Kristen memiliki kasih sayang, cinta, marah, benci, takut, senang, dan bahagia … Juga dalam diri jiwa orang-orang diluar Kristen itu ada keadaan jiwa yang sama. Jadi kebahagiaan, kedamaian, kasih sayang, kebencian tidak hanya ada pada satu golongan manusia.

Kesaksian manusia atas kebenaran adanya hukum alam (sunnatullah).

Firman Allah : sesungguhnya pada langit dan bumi benar-benar terdapat tanda-tanda kekuasaan Allah bagi orang-orang yang beriman. Dan pada penciptaan kamu dan binatang-binatang yang melata yang tersebar (dimuka bumi) terdapat tanda-tanda (kekuasaaan Allah) bagi kamu yang yakin, dan pada pergantian malam dan siang serta hujan yang diturunkan Allah dari langit sebagai rezki lalu dihidupkannya
bumi sesudah matinya dengan aitr hujan itu, dan pada perkisaran angin terdapat pula tanda-tanda (kekuasaan Allah ) bagi mereka yang berakal. Itulah ayat-ayat Allah, Kami membacakannya kepadamu dengan sebenarnya. Maka dengan perkataan manakah lagi mereka akan beriman sesudah Allah dan ayat-ayat-Nya (QS. Al Jatsiyah:3-6)

Pergantian siang dan malam yang disebabkan oleh perputaran bumi pada sumbunya yang mempunyai arah tertentu, yaitu tidak sejajar dengan bidang edar bumi, mengelilingi matahari, serta pengaruh hujan yang menyiramkan air pada bumi, yang sesuai sunnatullah menumbuhkan biji-biji tanaman dan menghidupi tumbuhan yang merupakan rezki bagi ummat manusia dan tiupan-tiupan angin yang diakibatkan oleh perbedaan tekanan udara di permukaan bumi setelah ia menerima penyinaran matahari yang tidak serba sama.

Semua itu mudah kita mengerti, bagaimana mengenai ayat yang menyangkut penciptaan kita sendiri ?? Firman Allah :

"Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari sari /ekstrak yang berasal dari tanah." (QS. Al Mukminun: 12)

"Dan dari air Kami jadikan segala sesuatu yang hidup. Tetapi mengapakah mereka tidak juga beriman" (QS. Al Anbiya':30)
"Wahai manusia, apabila kamu dalam keraguan tentang kebangkitan (dari kubur) maka ketahuilah bahwa sesungguhnya Kami telah menjadikan kamu dari "turab" (suatu zat renik)" (QS. Al Hajj:5)

Pada rangkaian ayat-ayat diatas, saya hanya bermaksud mengungkapkan kebenaran kesaksian manusia atas sebuah penciptaan yang mempunyai nilai eksakta dan kebenaran secara universal. Dan ayat-ayat tadi berlaku terhadap orang-orang kafir sekalipun. Jika hal ini diteliti oleh kaum yang bukan islam maka mereka akan menemukan sesuatu yang benar, … walaupun mereka mengingkari akan Tuhan ( kafir).

Misalnya seorang yang kafir kepada tuhan, jika ia melakukan konsep manajemen yang baik dan rapih maka ia akan mendapatkan manfaat dari hukum itu, dan sebaliknya jika kaum mukmin tidak melaksanakan apa yang dikatakan dalam hukum universal (syariat), maka orang tersebut tidak akan pernah mampu membangun perusahaan yang solid …

Seorang Yogi dalam melaksanakan konsentrasinya dengan benar (serius) dia akan mendapatkan kepuasan dalam bermeditasi, karena dia mampu melepaskan jiwanya dari keterikatan fisiknya. Akan tetapi orang islam yang shalatnya sudah hampir lima puluhan tahun tidak mendapatkan kelezatan dan manfaat shalat, dikarenakan mereka tidak mengerti objek yang yang disembahnya, akibatnya pikirannya melayang tidak karuan, … sehingga jiwanya masih berkutat dalam pikiran dan gejolak nafsunya…

Bandingkan dengan orang pelaku yoga yang hanya melakukan sehari lima menit dengan konsentrasi kepada satu titik (alunan nafas, konsentrasi kepada pangkal hidung, dll), … dengan orang peshalat yang melakukannya minimal lima kali sehari selama puluhan tahun, … .akan tetapi tidak menembus objek pikirnya…. Dia akan menjadi orang yang tetap gamang, tidak akan mendapatkan apa-apa kecuali hanya capek dan penat

Buah Pikiran Menarik-8

Ilmu Laduni


Ilmu ladunni diambil dari kalimat 'minladunna ilman', ... ilmu yang berasal dari sisi Kami (Allah) tercantum dalam QS. Al Kahfi : 65

" lalu mereka bertemu dengan seorang hamba diantara hamba-hamba Kami, yang telah Kami berikan rahmat dari sisi Kami, dan yang telah Kami ajarkan kepadanya ilmu dari sisi Kami"

yaitu ilmu yang langsung berasal dari Allah berupa ilham atau wahyu. Menurut para mufassir hamba Allah di sini adalah nabi Khaidhir, dan yang dimaksud dengan rahmat ialah wahyu dan kenabian. Sedang yang dimaksud ilmu ialah ilmu tentang yang ghaib seperti yang tercantum dalam kisah nabi Musa dan nabi Khidhir berikut ini:

Musa berkata kepada Khidhir: bolehkah aku mengikutimu supaya mangajarkan kepadaku ilmu yang benar diantara ilmu-ilmu yang telah diajarkan kepadamu ? Dia menjawab: sesungguhnya kamu sekali-kali tidak akan saggup sabar bersamaku. Dan bagaimana kamu dapat sabar atas sesuatu, yang kamu belum mempunyai pengetahuan yang cukup tentang hal itu ? Musa berkata: insya Allah kamu akan mendapati aku sebagai seorang yang sabar, dan aku tidak akan menentangmu dalam sesuatu urusanpun. Dia berkata: kamu mengikutiku, maka janganlah kau menanyakan kepadaku tentang sesuatu apapun, sampai aku sendiri menerangkannya kepadamu. Maka berjalanlah keduanya, hingga tatkala keduanya menaiki perahu lalu Khidhir melobanginya, Musa berkata: mengapa kamu melobangi perahu itu yang akibatnya kamu menenggelamkan penumpangnya ? Sesungguhnya kamu telah berbuat kesalahan yang besar. Dia (Khidhir) berkata: bukankah aku telah berkata : sesungguhnya kamu sekali-kali tidak akan sabar bersama dengan aku. Musa berkata : janganlah kamu menghukum aku karena kelupaanku dan janganlah kamu membebani aku dengan sesuatu kesulitan dalam urusanku. Maka berjalanlah keduanya: hingga tatkala keduanya berjumpa dengan seorang anak, maka Khidhir membunuhnya. Musa berkata: mengapa kamu bunuh jiwa yang bersih, bukan karena dia membunuh orang lain ? sesungguhnya kamu telah melakukan suatu yang mungkar. Khidhir berkata: bukanlah sudah kukatakan kepadamu, bahwa sesungguhnya kamu tidak akan dapat sabar bersamaku ? Musa berkata: jika aku bertanya kepadamu tentang sesuatu sesudah ini maka janganlah kamu memperbolehkan aku menyertaimu, sesungguhnya kamu sudah cukup memberikan uzur padaku. Maka keduanya berjalan: hingga takala keduanya sampai kepada penduduk suatu negeri, mereka minta dijamu kepada penduduk negeri itu, tetapi penduduk negeri itu tidak mau menjamu mereka, kemudian keduanya mendapatkan dalam negeri itu dinding rumah yang hampir roboh, maka Khidhir menegakkan dinding itu. Musa berkata: jikalau kamu mau niscaya kamu mengambil upah untuk itu. Khidhir berkata: inilah perpisahan antara aku dengan kamu: aku akan memberitahukan kepadamu tujuan perbuatan-perbuatan yang kamu tidak dapat sabar terhadapnya. Adapun bahtera itu adalah kepunyaan orang-orang miskin yang bekerja di laut, dan aku bertujuan merusakkan bahtera itu, karena di hadapan mereka ada seorang raja yang merampas tiap-tiap bahtera. Dan adapun anak itu maka kedua orang tuanya adalah orang-orang mukmin, dan kami khawatir bahwa dia akan mendorong kedua orang tuanya itu kepada kesesatan dan kekafiran. Dan kami menghendaki supaya Tuhan mereka mengganti bagi mereka dengan anak lain yang lebih baik kesuciannya dari anaknya itu dan lebih dalam kasih sayangnya (kepada ibu bapaknya) Adapun dinding rumah itu adalah kepunyaan dua orang anak yatim di kota itu dan dibawahnya ada harta benda simpanan bagi mereka berdua, sedang ayahnya adalah seorang yang shaleh, maka tuhanmu menghendaki agar supaya mereka sampai kepada kedewasaannya dan mengeluarkan simpanannya itu sebagai rahmat dari tuhanmu. Dan bukanlah aku melakukannua itu menuruti kemauanku sendiri, demikian itu adalah tujuan perbuatan-perbuatan yang kamu tidak dapat sabar terhadapnya. (QS. Al Kahfi:66-82)

Dari kisah tadi dapat disimpulkan bahwa ilmu ladunni adalah ilmu mukasyafah (mampu melihat dengan pandangan bathinnya) yang berasal dari ilham maupun dari wahyu.

Juga dapat disimpulkan bahwa ilmu mukasyafah banyak bertentangan dengan ilmu syariat yang ada, sehigga tidak bisa dijadikan landasan hukum agama. Karena itu Musa selalu membantah apa yang dilakukan oleh nabi Khaidhir. Maka dari itu ilmu mukasyafah itu hanya untuk diri sendiri dan bagi yang mengerti ilmu ini saja, bukan dijadikan dalil hukum-hukum agama. Kecuali yang tidak bertentangan dengan nash Alqur'an dan Al hadist .

Ilmu mukasyafah ini bukan hasil mempelajari suatu ilmu tetapi merupakan ilham yang diletakkan kedalam jiwa orang mukmin yang hatinya bersih. Jika hal ini terjadi kepada kita maka kita diberi kefahaman untuk menangkap suatu kejadian yang sedang terjadi maupun yang akan terjadi. Karena jiwa yang bersih dapat melakukan komunikasi kepada sumber ilmu yaitu Allah yang maha mengetahui segala sesuatu.

Adapun manfaat ilmu mukasyafah ini adalah untuk menjaga dan mempersiapkan segala kemungkinan yang akan terjadi terhadap kita maupun terhadap lingkungan, sehingga kita bisa mengantisipasi sedini mungkin ... ittaquu firasatal mukmin ... percayalah kepada firasatnya orang-orang mukmin

Dikalangan ummat-ummat sebelum kalian telah ada muhaddatsun. Kalaupun ada seorang diantara ummat yang seperti itu maka dialah Umar bin khathab (mutthafaqun alaih )

Menurut Ibnu Atsir : penafsiran kata "muhaddatsun" pada hadist diatas adalah: mulhamun (orang-orang yang mendapat ilham) dan pengertian mulham (bentuk tunggal dari mulhamun) adalah orang yang disusupkan sesuatu kedalam jiwaanya, lalu dengan sesuatu tersebut dia mengabarkan dugaan dan firasat. Dan sesuatu tersebut merupakan salah satu jenis dari wahyu yang Allah istimewakan dengan siapa saja yang Dia kehendaki diantara hamba-hambaNya yang dipilih, seperti Umar bin khathab.

Bisakah jin menyakiti kita ?

Anda tidak akan bisa diganggu oleh makhluk jin jika anda meninggikan kesadaran anda menjadi jiwa yang selalu berserah diri kepada Allah, dengan demikian anda akan melihat alam-alam dibawah anda seperti jin dan syetan. Mengapa para wali dan nabi mengettahui keadaan alam dibawahnya, … karena mereka adalah orang-orang yang berserah diri. Dengan berserah diri kepada Allah seketika itu alam-alam tidak akan bisa mempengarui keadaan jiwa anda.

Sesungguhnya orang-orang yang bertakwa apabila mereka ditimpa was-was dari syetan. Mereka mengingat Allah, maka ketika itu juga mereka melihat kesalahan-kesalahannya (QS. Al A'raaf:201)

Iblis menjawab: Demi kekuasaan Engkau, aku akan menyesatkan merteka semua kecuali hamba-hamba-Mu yang ikhlash (berserah diri) (QS. Shaad: 83)

Jika anda seorang ahli hukum atau insinyur sipil … anda akan lebih mengetahui terhadap orang yang bukan ahli dibidang itu ... anda akan faham isi fikiran orang tersebut sampai dimana kemampuan orang tersebut masalah hukum maupun bangunan, … anda tidak bisa dibohongi oleh tingkah pola orang-orang yang bukan ahli, ... walaupun mereka mengatakan dirinya adalah insyinyur atau sarjana hukum.

Karena orang yang ingat adalah mengingat kepada Tuhan yang maha tak terjangkau maka jiwa anda adalah menembus wilayah yang tidak bisa dijangkau oleh makhluk-makhluk seperti jin dan syetan ... itulah jiwa orang yang mukhlasin /mukminin …

Apabila jiwa anda sampai pada taraf ini, insya Allah ucapan anda adalah berupa do'a yang dikabulkan (sabda pandita ratu) mengucap sesuatu langsung terjadi … Atau ketika anda ingin sesuatu misalnya ingin makan sate … tiba-tiba merasakan rasa sate didalam mulut anda padahal anda tidak makan sate … kemudian tidak terlalu lama ada orang yang datang mengantar sate kepada anda … juga setiap anda mendo'akan orang biasanya langsung terjadi tidak terlalu lama …

Mudah-mudahan saya berkata begini bukan karena kebohongan atau cerita dongeng, ... benar-benar dialami oleh rekan-rekan jamaah dzikrullah

Buah Pikiran Menarik-7

Rasa


Sebelum saya menjelaskan masalah rasa lebih lanjut, sebaiknya kita mendasari pembicaraan ini dengan QS.surat Al hijr : 29;

Maka apabila Aku telah menyempurnakan kejadiannya , dan telah meniupkan kedalamnya RUH-KU, maka tunduklah kamu kepadanya dengan bersujud.

Berbicara mengenai rasa, sulit bagi sebagian orang memahaminya dengan baik, karena terkadang bahasa tidak mampu mengungkapkannya makna rasa yang sebenarnya. Namun kita bisa memahami jika mengerti asal kejadian manusia. Yang pada awalnya menusia tidak memiliki rasa "ADA". Setelah dihembuskan ruh-Ku, manusia itu merasakan "ADA" Ruh-Ku ini menjadi sumber konflik antara kita. Sehingga banyak yang tidak berani membahas apa itu "RASA JATI", Dalam surat Al isra':85 " katakan bahwa ruh itu amar Tuhanku " ada yang menterjemahkan bahwa ruh itu adalah rahasia Tuhanku.

Didalam Alqur'an surat Al Qiyamah:14, Akan tetapi di dalam diri manusia ada Bashirah ( rasa tahu )

Baiklah saya akan mencoba merunut asal rasa itu dari fisik yang kita rasakan sekarang.

Apabila panca indra seseorang mengamati dan menangkap perangsang dari luar, maka perangsang ini oleh pancaindra diubah menjadi tenaga listrik yang disebut kesan. Kesan ini dikirim melalui syaraf tepi kepada syaraf pusat. Syaraf pusat lalu memberi perintah-perintah melalui syaraf tepi kepada urat daging untuk melaksanakan perintah. Bila syaraf pusat tidak memberikan perintah ,maka urat daging tak mungkin bergerak. Dengan demikian tidak terjadi suatu perbuatan.


Sampai mana arus itu mengalir, sampai itu pula kesadaran kita mencapai tingkatannya. Oleh sebab itu kesadaran manusia bertingkat-tingkat.

1.
Jika arus ini mengalir sampai hanya pada pangkal otak, kesadaran nya dinamai kesadaran pendahuluan. Ini terdapat pada bayi atau hewan yang berderajad rendah,
2.
Jika arus ini dapat mengalir sampai kepusat kesadaran dan pusat ingatan, maka dinamakan kesadaran sederhana. Contoh: anak-anak pada masa usia 1-6 tahun, bangsa-bangsa primitif, dan binatang-binatang yang berderajat lebih tinggi
3.
Kalau arus bio-electric dapat bergerak samapai ke pusat akal dan pusat kemauan, berarti bahwa seseorang telah menemukan "AKU" nya. Mengenai ini dapat dilihat pada anak-anak yang mencapai akhir masa hayatinya (pubertas) . dalam keadaan serupa ini kesadarannya disebut kesadaran diri-sendiri
4.
Apabila manusia di dalam sadarnya dapat berhubungan dengan rohaninya, maka kesadarannya meningkat menjadi kesadaran luhur (kesadaran jiwa). Kalau hubungannya sudah konstan , tetap, tingkah lakunya pun menunjukkan ketulusan hati yang dalam. Terhadap kesadaran ini dapat kita saksikan pada orang-orang yang menjalankan zuhud (melepas segala ikatan materi), dan sudah sampai ke derajat yang mukhlasin.
5.
Lebih jauh lagi, bilamana kesadarannya sudah dapat menghubungkan diri kepada dzat mutlak (meta kosmos), maka disebut kesadaran Ruh (AKU SEJATI) atau rasa jati. , yaitu rasa yang hakiki yang mengetahui semua rasa (alam), Aku inilah yang mengetahui segala rasa, sedih, rasa takut, rasa marah, rasa benci, rasa capek, rasa lapar, rasa ngantuk dan seluruh alam rasa. Sebab semuanya tidak ada manfaatnya jika sang Aku tidak ada.

Sebelum anda menyadari rasa jatinya , anda mengira sakit itu yang merasakan adalah tubuh ini, kemudian kita merunut keatas, dari sentuhan fisik yang dihantar oleh bioelectric yang menghasilkan kesan ditangkap oleh pangkal otak ..dari pangkal otak kita menyadari siapa yang merasakan setelah sampai pada pusat otak !! Ialah AKU sejati yang melihat (merasakan ) itu, ialah pusat pengetahuan tentang rasa, dia berada meliputi fisik bukan didalam fisik. Sehingga jika sang Aku telah meninggalkan fisik maka rasa itu tidak ada dalam fisik ini (mati) , anda perhatikan saat orang tidur ..walaupun otak dia tetap bekerja,namun Aku tidak merasakan lagi sebagai fisik ini..akan tetapi pindah dari kesadaran fisik menuju kesadaran jiwa, begitu seterunya .

Mungkin dibawah ini membantu menambah pengertian atas rasa tadi :

Sebelum anda bisa mengendarai (menyetir) mobil, menurut perasaan anda mobil itu besar sekali dan jalanan sepertinya sangat sempit, sehingga tampak terpisah antara mobil dan pikiran..anda menjadi gugup saat berpapasan dengan pengendara sepeda motor

Lama- kelamaan rasa anda meluas meliputi body mobil, seakan tubuh anda menjadi mobil itu sendiri, sehingga jika berjalan kencangpun terasa mengikuti irama perasaan anda. Reflek otak anda menggerakkan rem, kopling, wiper, bunyi knalpot, dan getaran mobil, sehingga jika ada sesuatu yang ganjil terhadap bunyi mesin itu terasa menyentuh langsung kepada perasaan anda (otak). Jika mobil itu terantuk batu yang besar .ADUH !! anda merasakan kesakitan. Mengapa anda yang menjerit kesakitan ..padahal anda dengan mobil itu berbeda..anda bukanlah sebuah mobil itu. Siapa yang merasakan enak tidaknya membawa mobil .mobil itu tidak bisa merasakan apa-apa. tapi saya bisa merasakan mobil itu enak atau tidak ..itulah gambaran rasa jati ..asalnya segala rasa, yang meliputi segala sesuatu.

Buah Pikiran Menarik-5

Uzlah


Pengetian Uzlah adalah mengasingkan diri dari ikatan duniawi… Imam Alghazaly menggambarkan mengenai uzlah, adalah seperti kita tidak terikat terhadap air yang ada disumur … walaupun kita sangat membutuhkan akan air tersebut sebagai sumber kehidupan. Alqur'an juga telah menggambar-kan orang yang terpaut hatinya kepada Allah (tidak terikat oleh dunia), namun juga tidak melalaikan tugas dan kewajibannya sebagai karyawan dan tanggung jawab terhadap keluarganya ...

Firman Allah: "Laki-laki yang tidak dilalaikan oleh perniagaan dan tidak (pula) oleh jual beli dari mengingat Allah …." ( QS. An Nur: 37)

Uzlah, ... tidak perlu pergi ke goa atau tempat yang sepi untuk meninggalkan ativitas dunia.

Lakukanlah dirumah atau dimasjid …pada saat orang semua sedang tidur di akhir malam … Lepaskan ikatan dunia anda, baik dipikiran maupun dihati … Lepaskan dan serahkan kepada Allah, bahwa semua yang kita miliki adalah karunia dari Allah.

GURU kita adalah Allah, Dia yang akan menjadi penuntun jalan rohani (Ar rasyid), Dialah sebagai pemberi petunjuk (Al hadi) dan Dialah gurunya bagi orang yang bertakwa, "wahai orang-orang yang beriman jika kamu bertaqwa kepada Allah niscaya dia akan menjadikan bagimu furqan (pembeda)." (QS.8:29) … `allamal insaana malam ya'lam …Allah mengajarkan manusia dari apa-apa yang tidak diketahui (QS.96:5). Dan orang-orang yang bersungguh-sungguh datang kepada Kami ,akan kami tunjuki kepada mereka jalan-jalan Kami…(QS.29:69)

TUNTUNAN-NYA adalah syari'at

Sikapnya, berserah diri secara total, sebab syetan tidak akan mampu menembus wilayah rohani yang pasrah kepada Allah … iblis menjawab: "demi kekuasaan Engkau, aku akan menyesatkan mereka kecuali hamba-hamba-Mu yang mukhlis diantara mereka" (QS. 38:83). Niatkan semua karena Allah … jangan ingin mendapatkan kesaktian … pasrahkan secara total kembali roh kita kepada Allah…

Lakukanlah praktek seperti yang saya tulis pada bab dzikrullah / patrap pertama ! Baru saja ikhwan kita dari Semarang menghubungi via telepon, bahwa ia telah berhasil mendapat kan pengalaman rohani, juga ada sebuah group band bernama "Semesta", semuanya berhasil mendapatkan sentuhan rohani … dan banyak lagi yang telah melakukannya secara serius tanpa harus bertemu dengan saya … karena saya sekedar memberikan informasi akan hakikat ketuhanan ... bukan guru ketuhanan …bahwa jika kita betul-betul melaksanakan apa yang tertera didalam Alqur'an, insya Allah kebenaran yang anda peroleh sama rasanya dengan kebenaran yang di peroleh imam Alghazaly, para sahabat nabi, wali-wali…

Nantinya anda akan membenarkan apa yang dikatakan oleh mereka … ternyata apa yang ditulis oleh para syekh itu benar ... karena anda juga marasakan hal yang sama…..

Seperti rasa manis, siapapun akan mengalami rasa yang sama jika kita mencoba mencicipi, maka dari itu ilmu ini disebut ilmu hakikat … ilmu kebenaran ... ilmu kepastian … dan ilmu kesempurnaan iman ….

Contohnya begini, …Allah mengatakan ciri-ciri orang beriman itu jika dibacakan ayat-ayat Allah maka hatinya bergetar … bahkan dikatakan mereka akan histeris tersungkur, menangis jika disebut Allah …. (lihat QS. Al Anfaal : 2 dan QS. Maryam :58)

Mari kita bicara jujur ... sudahkan ada ciri-ciri ini pada kita ?? Kalau tidak ada, apakah pantas kita disebut orang beriman ??? Nah, ayat tsb. sebagai barometer, kalau ternyata hal ini ada pada kita, maka kita disebut telah mengimani adanya ayat diatas secara hakiki ... bukan katanya pak Ustadz ... akan tetapi tahu dengan sendiri (pengetahuan kasyf-nya). Keyakinan anda berubah dari doktrin percaya (wajibul yakin) terhadap ayat diatas, menjadi hakkul yaqin, keyakinan yang timbul dari kebenaran yaitu Allah Swt. Melalui hidayah inilah iman yang sebenarnya karena keyakinan anda tidak akan bisa diubahkan … seperti yang dialami oleh Sayyidina Bilal yang disiksa oleh tuannya, dia tetap mengatakan ahad ... ahad …ahad … karena iman sudah terukir dalam jiwanya ….

Mengenai ada jama'ah yang berkeliling dan mendatangi rumah ke rumah itu bukan Uzlah, akan tetapi mereka adalah kelompok Jamiatut tabligh yang berpusat di Negara Pakistan ... kalau di Jakarta di pusatkan di masjid Kebun jeruk .. jalan Harmoni…

Mereka diajarkan bagaimana bersiwak,makan ala Rasulullah …. Shalat. sunnah, masuk dan keluar wc mengikuti cara hidup Rasulullah untuk selama beberapa hari ... ada yang tiga hari ... tujuh hari ... satu bulan ... atau tiga bulan , tergantung kesanggupan jamaah….

Akan tetapi, amalan-amalan seperti itu akan menjadikan jenuh kalau timbul dari rekayasa dan gagasan fikiran atau dibuat-buat … lama kelamaan capek dan capek yang didapat. Kecuali jika kita mendapatkan tuntunan dan bimbingan dari Allah, sebagaiman Alghazaly mendapatkan mukasyafah dengan jalan olah spiritual, yakni berserah diri kepada Allah terus menerus …

Buah Pikiran Menarik-2

Kisah Al Ghazaly


Seorang pemikir, bagaimanapun, tidak dapat dilepaskan dari konteks sosio-kulturalnya. Hasil-hasil pemikiran, dalam kenyataaannya, tidaklah lahir dengan sendirinya, tetapi senantiasa mempunyai kaitan historis dengan pemikiran yang berkembang sebelumnya dan mempunyai hubungan dengan pemikiran yang ada pada zamannya. Asumsi ini berlaku juga pada Al Ghazaly. Kaitan historis pemikirannya dengan pemikiran cara pendahulunya dinyatakan sendiri dalam Al Munqidz Min Al Dhalal dan diperoleh melalui isyaratnya didalam Tahafut al Falasifat. Untuk mengetahui hubungan pemikiran Alghazaly dengan pemikiran yang berkembang pada zamannya, perlu diketahui suasana pemikiran waktu itu dan sikapnya terhadap kenyataan itu.

Al Ghazaly hidup ketika pemikiran di dunia Islam berada pada tingkat perkembangannya yang tinggi. Pemikiran-pemikiran tidak berhenti sebagai hasil olah budi individual, tetapi berkembang menjadi aliran-aliran dengan metode dan sistemnya masing-masing. Tingkat perkembangan ini memperlihatkan wujudnya dalam tingkat keragaman yang tinggi. Al Syahrani (w.548 H), pemikir yang sejaman dengan Al Ghazaly, menggambar-kan betapa banyaknya aliran pemikiran di dunia Islam pada waktu itu. Setiap aliran, menurut Al Ghazaly, mengklaim kebenaran pada dirinya, yang dengan sendirinya menempatkan aliran yang lain pada kedudukan yang tidak benar.

Opini umum ketika itu tentang kebenaran, kelihatannya cenderung bersifat monolitik, yang sebenarnya mempunyai akar dalam sejarah pemikiran masa lampau. Opini umum ini di topang oleh pernyataan yang diyakini sebagai ucapan yang berasal dari nabi Muhammad Saw, yang menggambarkan bahwa ummat islam akan terpecah ke dalam tujuh puluh tiga golongan, seluruhnya sesat dari kebenaran, kecuali satu golongan. Golongan atau aliran yang satu inilah yang benar, dan akhirnya symbol untuk itu menjadi ajang rebutan. Setiap pendukung aliran menganggap bahwa alirannya-lah yang dimaksud oleh hadist tersebut sebagai aliran yang benar.

Usaha Al Ghazaly dalam hal ini menjelaskan bahwa Al qur'an telah mengandung ukuran-ukuran tentang kebenaran, dan manusia telah dianugerahi alat untuk berpikir, menggunakan ukuran-ukuran tersebut ... adalah untuk membuktikan bahwa manusia tidak memerlukan imam-imam yang ma'shum lagi sesudah Nabi, sebagai sumber kebenaran. Kesimpulan tentang bathiniyyat ialah bahwa sistem pemahaman ini tidak memenuhi harapannya, karena bathiniyyat mengesampingkan daya manusia untuk menemukan kebenaran. Disini taqlid menjadi hal yang sangat penting, namun taqlid membawa kerawanan dan pertentangan.

Pada ilmu kalam, ia melihat kemandulan metodologi, kalau yang hendak dicari adalah hakikat-hakikat, sebab ilmu ini tidak dipersiapkan untuk itu. Pada filsafat, ia melihat ketidaklengkapan metodologi sehingga melahirkan inkoherensi, sebab filsafat hanya mengandalkan akal semata. Pada bathiniyyat ia melihat kekeliruan, karena dengan konsep al ta'lim, peran pengalaman, pengamatan, dan akal manusia sebagai alat-alat menemukan sendiri kebenaran dengan kitab suci sebagai pedoman, diabaikan, sehingga pengetahuan tidak diperoleh manusia dengan sendirinya.

Dalam tasawuf, cara yang ditempuh untuk menemukan hakikat, menurut Al Ghazaly, terdiri atas dua tahap, yaitu: ilmu dan amal. Ilmu yang dimaksud disini adalah pengetahuan tentang kosep dan langkah-langkah yang harus ditempuh didalam tasawuf, seperti zuhd, faqr, tawakkul, mahabbat, makrifat, dan sebagainya. Selain itu diharuskan pula mengetahui syariat, ilmu `aqliyyat dan
keimanan yang kuat terhadap tiga dasar keimanan. yang dimaksud dengan amal adalah mengalami secara langsung konsep dan langkah yang harus di lalui tadi. Ilmu dan amal harus menyatu. Kelihatannya ,ia menganggap bahwa pada sistem pemahaman lainnya ada keterpisahan antara ilmu dan amal, khususnya pada filsafat dan ilmu kalam. Kesan ini terlihat pada penyataan Al Ghazaly bahwa para sufi adalah arbab al ahwal (orang-orang yang memilki pengalaman langsung) bukan ash hab al aqwal (orang-orang yang hanya berbicara). Dalam tasawuf pencarian hakikat tidak akan tercapai dengan pengetahuan saja, tetapi selain itu, harus dengan pengalaman langsung.

Dalam usahanya memasuki tahap amal, Al ghazaly dihadapkan kepada keharusan memilih salah satu dari dua kemungkinan : memasuki pengalaman tasawuf dengan konsekwensi meninggalkan kedudukan dan segala fasilitas kehidupan yang telah dimiliki, atau mempertahankan kedudukan dan fasilitas tersebut dengan konsekwensi tidak memasuki pengalaman tasawuf. Menurut
pengakuannya, ia mengalami kesulitan bahkan tidak dapat menentukan pilihan, sehingga ia menderita sakit selama enam bulan. Penyelesaian yang ditempuh dalam hal ini, sama dengan penyelesaian yang dilakukan ketika ia mengalami puncak kesangsian sebelumnya, yaitu pasrah dan mengakui kelemahannya. Jalan keluar datang dengan sedirinya. Tuhan memberi kemudahan
kepadanya untuk memilih kemudahan kepadanya, untuk memilih jalan tasawuf dan meninggalkan kedudukan dan fasilitas kehidupan yang dimilikinya. Iapun mengembara dengan cara hidup sufi selama lebih kurang sepuluh tahun, dari tahun 489 H sampai dengan tahun 499 H. Menurut pengakuannya, ... dalam pengalaman tasawuf itu, ia memperoleh secara langsung (Al kasyf) ilmu-ilmu yang tidak terhingga, meskipun ia tidak menunjukkan secara tegas ilmu yang diperoleh itu. Kesimpulannya, dengan cara tasawuflah pengalaman secara langsung tentang hakikat itu dapat dicapai. Sufilah yang lebih dekat kepada tuhan, akhlak merekalah yang lebih bersih, cara hidup merekalah yang lebih benar, gerak dan diam mereka lahir dari jiwa yang disinari nur al nubuwat.

Ketika ia menguji tasawuf, pada dasarnya ia tidak menghadapi persoalan tentang validitas sumber pengetahuan yang digunakan tasawuf, sebab sebelumnya ia telah yakin adanya intuisi (al dzauwq) sebagai sumber pengetahuan diatas akal. Yang menjadi persoalan adalah menyelesaikan konflik bathin antara memasuki pengalaman tasawuf dan mempertahankan kedudukan dan fasilitas kehidupan duniawinya. Yang menarik perhatian dari proses pencariannya adalah bahwa, ia kelihatannya mempunyai sikap dasar yang tetap, yaitu memandang segala sesuatu senantiasa dalam hubungannya dengan tuhan. Ketika ia mengalami puncak kesangsian akibat ketidak mampuannya membuktikan wujud sumber pengetahuan diatas akal, setelah ia meragukan indera dan akal, penyelesaian yang di tempuh nya adalah mengakui kelemahannya dan pasrah kepada Tuhan ….

Situasi ini juga pernah dialami Nabi Yusuf ketika nafsunya sudah mulai goyah oleh rayuan dan kecantikan wajah Siti Zulaiha, beliau mengakui ketidak mampuannya menerima godaan nafsunya " ('innan nafsa lammaratun bissu') dan situasi yang sangat mencekam bathinnya itu ditulis dalam QS. Yusuf: 24 " sesungguhnya wanita itu telah bermaksud (melakukan perbuatan itu) dengan Yusuf, dan Yusuf pun bermaksud (melakukan pula) dengan wanita itu, andaikata dia tidak melihat burhan dari tuhannya, demikian agar Kami memalingkan dari padanya kemungkaran dan kekejian, sesungguhnya Yusuf itu termasuk hamba-hamba kami yang ihlash (berserah diri)"

Yusuf terbebas dari konflik bathinnya dikarenakan Allah telah mencabut rasa nafsunya yang bergejolak ….dia mengaku tidak kuat melawan nafsunya kemudian ia berserah diri kepada Allah. Saat itulah tuhan memberikan ilmu kasyaf berupa burhan (hidayah) sehingga sifat keji dan mungkar lenyap dalam hatinya. Bukan karena usaha mencegah dari perbuatan itu … akan tetapi karena
tuntunan dan inayah dari Allah Swt.

Ihya' `ulumuddin , merupakan rangkaian pengalaman bathinnya Al Ghazaly, bukan hasil dari pemikiran dan gagasannya, oleh karena itu kita tidak bisa melakukan amalan seperti yang di tulis Al Ghazali kecuali turut memasuki jalan rohani secara benar, … apalagi hanya diseminarkan dan menjadi kajian-kajian ditempat-tempat mewah …

Seperti apa yang pernah saya sajikan pada setiap artikel, ialah menempuh jalan spiritual dengan sangat sederhana dan ikhlash. Kalau jalan ini ditempuh dengan rela maka semua yang tercantum dalam ajaran islam sedikit demi sedikit akan memasuki dunia bathin kita, … dan tuntunan itu akan terus mengalir, seperti : kesabaran ketawakalan, kekhusyu'an, dan keimanan yang sangat kuat.

Ternyata Alghazaly membuktikan sendiri, bahwa memang Allah-lah yang mampu mencabut kekejian dan kemungkaran didalam hati manusia (kalian tidak akan pernah bersih selama-lamanya, akan tetapi Allah-lah yang akan membersihkan hatimu dari pebuatan keji dan mungkar. (Lihat QS Maryam; 21)

Konsep Al qur'an ini sebenarnya sangat sederhana ... hanya dengan berserah diri kepada Allah maka Allah akan membuka hati kita memberikan kefahaman dengan jalan ilham, yaitu ilham kebaikan, ilham kekhusyu'an, dan ilham keimanan, serta perbuatan-perbuatan yang baik (demi jiwa ... dan kesempurnaanya..maka Allah mengilhamkan jalan kejahatan dan jalan kebaikan .. QS.Asy syams 7-8). Sampai kini kita masih mendapat ilham kejahatan karena ..kejahatan dan kekejian serta ketidak khkusyu'an mengalir dalam bathin kita tanpa ada yang mampu menghalaunya termasuk kita ... (mudah-mudahan tidak)

Perlu diketahui bahwa Al Ghazaly sebelum menjadi sufi, adalah seorang guru besar di universitas Nizamiyah, pemikir, filosof, ahli kalam, ahli fikih dan ilmu-ilmu yang lainnya, … justru karena ilmu-ilmu itu tidak memberikan manfaat terhadap bathinnya, maka beliau memutuskan mempraktekkannya dengan jalan meninggalkan seluruh aktivitasnya ... untuk beribadah kepada Allah ... (uzlah ). Setelah berhasil, beliau menulis kitab besar yang di beri nama Ihya' ulumuddin …… Al Ghazaly, pernah melakukan uzlah selama 120 hari … pada saat itulah beliau mendapatkan ilmu kasyf yang terkenal itu.

Demikian-lah kira-kira cerita Al ghazaly, agar menjadi perhatian, bahwa ilmu yang banyak belum tentu memberikan manfaat jika jiwa belum menggantungkan secara total hanya kepada Allah…..

Suatu ketika ada seorang jamaah saya (seorang ustadz yang telah mendalami ilmu agama di pesantren selama 17 tahun dan di LIPIA, Salemba), menghubungi saya melalui telepon mengabarkan putrinya sakit keras … sekaligus minta tolong untuk di do'akan agar sakitnya menjadi sembuh…kelihatannya ia panik dan cemas …saya hanya berkata singkat : "jauh mana antara jarak anda kerumah saya dengan Allah yang maha dekat lagi maha penyembuh ?" ….dia tampak terkejut dengan jawaban saya … kemudian dia sadar …dan tidak berselang lama sekitar dua jam … dia telepon lagi untuk mengabarkan bahwa anaknya sudah sembuh dari sakitnya … Rupanya ia mengadu kepada Allah atas sakit anaknya tersebut ia berdo'a sendiri dengan serius … dan Allah menjawab do'anya.

Demikianlah contoh bahwa agama itu bukan disandang untuk aksi akan tetapi untuk diamalkan...

Buah Pikiran Menarik-1

Reinkarnasi

Saya akan bercerita tentang pemahaman reinkarnasi agar kita menjadi jelas :

"Seperti halnya seseorang mengenakan pakaian baru, dengan meninggalkan pakaian lama, begitu pula, sang roh menerima badan-badan jasmani yang baru, dengan meninggalkan badan-badan tua yang tidak berguna lagi" (Bhagavad-gita 2.22)

Srimad-Bhagavatam, tersusun tiga ribu tahun sebelum masa ovid, berisi cerita istimewa berikut yang mengungkapkan prinsip-prinsip reinkarnasi dalam pelaksanaan dengan cara mengesankan. Maharaja Bharata, seorang raja yang mulia dan suci di India, terpaksa menjelma satu kali ke dalam badan sesekor rusa sebelum mencapai bentuk manusia lagi karena ikatan yang sangat keras terhadap seekor rusa.

Maharaja Bharata adalah seorang Maharaja yang bijaksana dan berpengalaman, dan orang dapat berpikir bahwa dia akan memerintah selama beratus-ratus tahun, tetapi pada waktu beliau masih muda, beliau melepaskan ikatan terhadap segala sesuatu : permaisuri, keluarga, dan kerajaan yang luas, lalu dia pergi kehutan. Dengan melakukan demikian, beliau mengikuti nasehat para resi yang mulia dari jaman purbakala, yang menganjurkan supaya orang mempersembahkan bagian terakhir dari hidupnya untuk keinsyafan diri.

Maharaja mengetahui bahwa jabatannya sebagai seorang raja yang besar bukanlah kedudukan yang kekal, karena itu, beliau tidak berusaha duduk di atas tahta kerajaan sampai meninggal. Bagaimanapun juga, badan raja pun akhirnya menjadi abu, debu atau makanan untuk ulat dan binatang yang lain. Tetapi di dalam badan ada roh yang tidak termusnahkan, sang diri yang sejati. Melalui proses Yoga sang diri dapat disadarkan terhadap identitas rohaninya yang sejati. Setelah sang roh menjadi sadar akan identitas rohaninya yang sejati, ia tidak perlu menjalani masa tahanan lagi di dalam badan jasmani.

Maharaja mengerti tujuan hidup yang sejati, yakni membebaskan diri dari peredaran reinkarnasi, karena itu beliau berjalan ke tempat suci bernama pulaha asrama, di kaki pegunungan Himalaya, di sana bekas raja itu tinggal sendirian di hutan di tepi sungai Gandaki. Maharaja tidak memakai pakaian kerajaan lagi melainkan dia hanya memakai pakaian terbuat dari kulit rusa.

Pada suatu hari, Bharata sedang bersemadi dekat tepi sungai, lalu seekor rusa betina datang ke sana untuk minum air. Pada saat rusa betina itu sedang minum air, tiba-tiba ada seekor harimau di hutan dekat tempat itu, mengaum dengan keras. Rusa itu sedang bunting, dan begitu dia dengar takut sekali, untuk kemudian melompat dan berlari dari sungai, seekor anak rusa gugur dari kandungannya jatuh ke dalam air yang mengalir cepat. Rusa betina itu gemetar karena merasa takut dan lemah karena keguguran. Rusa betina itu kemudian masuk goa, dan beberapa waktu kemudian mati. Bharata melihat anak rusa itu terapung di sungai, dan dia merasa kasihan. Bharata mengangkat binatang itu dari air, dan oleh karena dia mengetahui bahwa anak rusa itu tidak mempunyai induk, kemudian dia bawa anak rusa itu ke asramanya. Perbedaan jasmani tidak ada artinya dari segi pandangan seorang rohaniawan yang bijaksana: oleh karena Bharata sudah insyaf akan dirinya, ia melihat semua makhluk hidup dengan pandangan yang sama, dengan mengetahui bahwa roh dan roh yang utama (Tuhan yang mahaesa) berada di dalam badan semua makhluk. Setiap hari ia memberikan rumput segar kepada anak rusa itu sebagai makanan dan berusaha menyenangkan hatinya. Akan tetapi, sesudah beberapa waktu, ikatan kuat terhadap rusa itu mulai timbul didalam hatinya. Dia berbaring bersama anak rusa itu, berjalan dengan anak rusa, mandi bersama-sama. Apabila dia ingin masuk hutan untuk mengumpulkan buah, bunga dan akar, dia membawa anak rusa itu bersama dirinya. Karena dia takut bahwa kalau anak rusa itu ditinggalkan, anak rusa itu akan dibunuh oleh anjing, srigala atau harimau.

Bharata senang sekali melihat anak rusa itu melompat dan bermain-main di hutan seperti anak. Kadang-kadang dia membawa anak rusa itu di atas bahunya, hatinya begitu penuh dengan kasih sayang terhadap anak rusa itu sehingga dia memangku rusa itu pada waktu siang, dan pada waktu tidur, rusa itu tidur di atas dadanya, setiap hari dia memeluk rusa itu dan kadang-kadang menciuminya. Dengan demikian, hatinya menjadi terikat terhadap rusa itu dalam kasih sayang.

Akan tetapi, walaupun Bharata menyadari pertimbangan tersebut, dia berfikir dalam hatinya, "karena rusa ini telah berlindung kepada saya, bagaimana mungkin saya alpa akan rusa itu ? walaupun rusa itu mengganggu kehidupan saya , saya tidak dapat mengabaikan dia. Kalau saya acuh terhadap makhluk tak berdaya yang telah berlindung kepada saya, maka itu akan menjadi kesalahan besar"

Pada suatu hari Bharata sedang semedi, dan seperti biasa dia mulai memikirkan si rusa dan tidak berfikir tentang tuhan. Konsentrasinya terputus, dan dia memandang kesana kemari untuk melihat dimana anak rusa, dan dan ketika dia tidak dapat menemukan rusa itu, pikirannya menjadi goyah, bagaikan orang pelit yang telah kehilangan uangnya. Dia bangun dan mencari-cari didaerah sekitar asramanya. Tetapi rusa itu tidak dapat ditemukan dimana-mana.

" Bharata berfikir ," kapan rusaku kembali ? apakah dia selamat dari harimau dan binatang lainnya? Kapankah saya akan melihat si rusa sekali lagi mengembara di tamanku dan makan rumput hijau yang segar ? Bharata tidak menahan dirinya. karena itu, ia keluar mencari rusa itu. Dengan mengikuti jejak telapak kakinya. Dalam kegilaannya, Bharata mulai bicara dengan dirinya sendiri : "makhluk itu begitu tercinta sehingga saya berpikir seolah-olah saya kehilangan anakku sendiri. Oleh karena demam kerinduan yang membakar di dalam hatiku, saya merasa seolah-olah berada ditengah-tengah kebakaran yang berkobar di hutan, sekarang hatiku berkobar dengan api kedukacitaan"

Bharata sangat bingung mencari rusa yang hilang di jalan-jalan yang berbahaya di hutan, dan tiba-tiba dia jatuh dan mendapat luka parah. Bharata tergeletak di sana pada saat hampir meninggal, dan dia melihat bahwa rusa nya tiba-tiba muncul dan duduk disisinya, menjaga dirinya seperti putra mencintai ayahnya. Demikian, pada saat menemui ajalnya, pikiran sang Raja Bharata berpusat sepenuhnya kepada rusa itu.

Dari Bhagavad-gita kita dapat belajar, keadaan manapun yang di ingat seseorang pada saat ia meninggalkan badannya, pasti keadaan itulah yang akan dicapainya … dalam penjelmaan berikutnya, maharaja Bharata masuk ke dalam tubuh seekor rusa. kebanyakan mahluk hidup tidak mengingat penjelmaannya yang lalu, tettapi oleh karena kemajuan rohani yang telah di capai sang raja dalam penjelmaan sebelumnya, walaupun dia didalam badan seekor rusa, dia dapat mengerti mengapa ia lahir dalam badan itu. Dia mulai menyesal "saya telah meninggalkan keluarga dan kerajaan lalu pergi ke tempat sunyi di hutan untuk bersemadi, dan di tempat itu saya merenungkan tuhan yang menguasai alam semesta. Tetapi oleh karena kebodohan saya, ... saya membiarkan pikiran menjadi terikat kepada ... anehnya ... seekor rusa. Sekarang saya telah menerima badan seperti itu sesuai dengan peraturan. Tiada orang yang dapat selain diriku sendiri.

Bharata sudah mendapat pelajaran yang berharga, karena itu walaupun dia sudah menjadi rusa, dia dapat melanjutkan kemajuannya dalam keinsyafan diri. Dia menjadi lepas dari segala keinginan material. Dia tidak lagi memperdulikan rumput hijau yang enak, ataupun memikirkan panjang tanduknya. Begitu pula, ia meninggalkan pergaulan dengan segala rusa, jantan maupun betina, meninggalkan ibunya dipegunungan kalanjara, tempat lahirnya. Ia kembali ke pulaha-asrama, tempat la telah mempraktekkan semedi didalam penjelmaan yang lalu. Tetapi kali ini dia hati-hati supaya tidak pernah lupa kepada kepribadian tuhan yang maha esa. Ia tinggal dekat asrama orang-orang suci dan resi-resi yang mulia, dan menghindari segala hubungan dengan orang duniawi, hidup dengan sederhana sekali, dan hanya makan daun yang keras dan kering. Pada saat meninggal, Bharata meniggalkan badan rusa, dan dengan suara keras ia mengucapkan doa berikut :

"Kepribadian Tuhan Yang Mahaesa adalah sumber segala pengetahuan, penguasa seluruh ciptaan, dan roh yang utama didalam hati setiap makhluk hidup".

Dalam penjelmaan berikutnya, maharaja Bharata lahir dalam keluarga seorang Brahmana yang suci dan murni, dan didalam penjelmaann itu dia bernama Jada Bharata. Atas karunia Tuhan, sekali lagi dia dapat ingat kepada penjelmaan-penjelmaan yang lalu ...

Ilustrasi di atas saya kutib dari sebuah kitab yang dikarang oleh Om Visnupada, sebagai arahan untuk mengerti apa itu reinkarnasi …

Di dalam diri manusia ada roh pribadi yang abadi .tidak mati, namun bukan berarti kita akan hidup seperti yang digambarkan oleh Om Visnupada, sebab pendapat ini terdapat kelemahan yang akan timbul. Bagaimana hal nya orang yang sudah sampai moksa, ... mencapai tuhan ... karena baginya tidak akan mengalami reinkarnasi lagi. Jika demikian halnya roh-roh orang yang hidupnya bersih, sebagai resi, pendeta yang tidak terikat oleh alam nafsunya, maka ia akan kembali kepada roh utama ( tuhan yang maha esa), maka jika hal ini terjadi populasi manusia akan berkurang…

Anggaplah pada suatu zaman nabi Adam ada sepuluh orang yang dilahirkan oleh beliau, diantaranya ada yang baik dan ada yang jahat … kalau jumlah yang baik itu ada lima orang maka yang lima lagi akan reinkarnasi … menjadi binatang … atau tergantung kecintaannya kepada materi dia akan menjelma. Dan jika didalam penjelmaannya dia ternyata menginsyafi dirinya akan kesalahan, sebagaimana raja Bharata menginsyafi kesalahannya, maka mereka akan kembali sebagai manusia suci dan akan mati sebagai orang suci yang tidak kembali mengalami reinkarnasi. Artinya lama-kelamaan roh akan habis dikarenakan roh itu kembali kepada roh Utama (Tuhan Yang maha esa)

Ada sebagian orang mengutip Alqur'an untuk mendukung ajaran reinkarnasi yang sekarang lagi semarak, di dalam surat Albaqarah :28

" Mengapa kamu kafir kepada Allah, padahal kamu tadinya mati, lalu Allah menghidupkan kamu, kemudian kamu dimatikan dan di hidupkan-Nya kembali, kemudian kepada-Nya lah kamu di kembalikan "

Pada awalnya manusia tidak ada (mati) … lalu Allah menciptakan manusia dari sari / ekstrak alam kemudian menghembuskan roh dari-Nya kedalam tubuh (lihat Al hijir 28-29) dan ia menjadi hidup … didalam alam rahim … kemudian ia melepaskan dari ikatan alam rahim menuju alam dunia … kemudian ia melepaskan dari ikatan alam dunia … menuju alam barzah ... kemudian ia melepaskan alam barzah menuju alam syurga atau neraka, kemudian ia melepaskan kembali menuju Allah Azza wajalla. (bisa di baca dalam tafsir shafwatut tafaasir, karangan Prof Ali As Shabuni, Beirut )

Bandingkan dengan pendapat tentang reinkarnasi, didalam ajaran reinkarnasi, jika ia masih terikat oleh kehidupan alam materi, maka ia akan menjalani kehidupan pada apa yang ia pikirkan, misalnya kepada binatang : kuda, tumbuhan, dll. Sebaliknya didalam islam jika manusia terikat oleh alamnya (hubbud dunya - cinta dunia) maka ia akan tertolak kembali kepada Allah, ... rohnya tetap pada kesadaran sebagai manusia namun roh yang tersiksa oleh karena tuhan menolaknya, ... dan keadaan ini disebut siksa atau kesengsaraan alam barzah (siksan kubur). Ia tidak menjelma menjadi binatang, akan tetapi ia hanya terikat oleh karena masih cinta kepada binatang atau dunia yang dipikirkannya … memang pendapat ini hampir sama, perbedaannya adalah jika pada reinkarnasi terikat kepada dunia akan menimbulkan jelmaan makhluk baru, sedangkan dalam islam keterikatannya kepada alam ,ia akan terhalang menuju tuhannya, namun ia tidak menjelma sebagai alam … kesamaanya adalah keabadian roh, ... perbedaan nya roh manusia bagi hindu adalah roh tuhan yang menitis menjelma sebagai manusia.(emanasi), hal ini di idealisasikan kepada Sri Krisna, dimana orang banyak menyembah Sang Krisna sebagai perwujudan tuhan, sebab jika manusia sudah terlepas dari keterikatan pada dunia materi, maka ia adalah tuhan itu sendiri yaitu roh utama , atau sukma kawekas ….

Dan itulah kira-kira yang banyak mempengaruhi sufisme di Jawa dan di India yang mengaku Anal Haq ( Akulah kebenaran/ Tuhan)

Demikan uraian saya masalah reinkarnasi, … dan saya mohon maaf kepada saudaraku yang beragama Hindu. Bukan saya mengusik faham yang anda yakini, akan tetapi saya akan menjelaskan kepastian pendapat untuk membedakan agama islam dan hindu ... jadi biar tidak simpang siur ... islam adalah islam, hindu adalah hindu. Karena saya sadar pengetahuan masalah reinkarnasi banyak tidak dijelaskan oleh ulama kami, padahal di Jawa pengetahuan ini sudah menjadi budaya masyarakat. dengan adanya istilah menitis atau ketitisan roh …